Mutiara Kata Hari Ini

Hari yang paling disia-siakan adalah hari saat kita tidak tertawaSebastian Roch Nicolas Chamfort.

30 Maret 2009

10 Perbedaan antara yang Menang dan yang Kalah

Hari ini saya ingin menulis mengenai 10 perbedaan atara orang yang Menang dan yang Kalah. Sudah lam sebenarnya saya menyimpan catatan ini saat saya mengikuti pelatihan pengembangan Kepribadian yang di berikan oleh dr. Ardiansyah Arifin, Phd tahun 2004 silam di vila Sariwani Bromo. Dan hari ini saya menyempatkan diri menulis dan mensharekan kepada teman-teman bloger dan pembaca.

1.Seseorang yang menag melakukan kekeliruan lalu berkata: “saya keliru”. Dan seseoerangyang kalah berkata: “itu bukan salah saya.”

2.Seseorang yang menang mmpercayai keberuntungannya karena menang sekalipun itu bukan keberuntungan. Sesorang yang kalah mempercayai kesialan karena kalah, tetapi itu bukan keberuntungan.

3.Seseorang yang menang bekerja lebih keras dbanding sesorang yang kalah tetapi toh mempunyai lebih banyak waktu. Seseorang yang kalah selalu “terlalu sibuk,” terlalu sibuk merenungi kegagalan.

4.Seseorang yang menag memecahkan masalah, seseorang kalah menghindari masalah.

5.Seseorang menang menunjukan penyesalan dengan memperbaiki. Seorang yang kalah mengatakan ia menyesal tetapi ia melakukan hal yang sama dilain waktu.

6.Seseorang yang menang tahu apa yang harus diperjuangkan dan apa yang harus dikompromikan. Seseorang yang kalah berkompromi untuk sesuatu yang seharusnya tidak dikompromikan dan berjuang untuk sesuatu yang sebenarnya tidak punya nilai untuk diperjuangkan. Setiap hari merupakan perjuangan hidup dan sangat penting untuk memperjuangkan hal-hal yang benar dan tidak menyia-nyiakan waktu kita untuk hal-hal yang sepele.

7.Seseorang yang menang berkata: “saya baik, tetapi tidak sebaik seperti seharusnya. Seseorang yang kalah berkata “yah… saya tidak sejelek seperti ekbanyakan orang.” Sesorang yang menang menatap lurus arah keman ia tuju. Sesorang yang kalah melihat kebawah kepada mereka yang belum berhasil mencapai posisi yang ia temapati.

8.Seseorang yang menag menghargai orang yang ada diatasnya dan mencoba belajar dari mereka. Sesorang yang kalah marah kepada merekadiatasnya dan mencoba mencari-cari kesalahannya.

9.Sesorang yang menangbertanggung jawab tidak hanya terhadap pekerjaannya. Seseorang yang kalah berkata: “pekerjaan saya sudah selesai, saya hanya sebatas ini saja.”

10.Sesorang yang menang berkata: seharusnya ada cara yang lebih baik untuk melakukannya. Seseorang yang kalah berkata: “mengapa mengubahnya. Itu cara yang selalu dilakukan selama ini. Biasanya seperti ini.”

Harus Belajar

Jam 8 tadi kantor saya dapat telepon dari IEU.. teman saya Pak. Marsudi yang menerima telepon buru-buru memberikannya kepada saya. Pikir saya telepon ini ditujukan kepada saya. Tidak tahunya dia berbicara dalam bahasa inggris. sementara saya bingung karena say sendiri tidak fasih bahkan kalau mau dikata saya tidak bisa berbahasa inggris dengan baik, apalgi leat telepon. mending bertemu langsung saya bisa sedikit menggunakan bahasa tarzan dibantu dengan gerak tubuh. dasar...!!!

Sebenarnya tujuannya bukan hendak bebicara dengan saya. dia mau berbicara dengan boss saya sendiri. Setelah minta konfirmasi dengan atasan jadilah saya yang menrima telepon ini. ingin mencari yang lebih fasih dalam bahasa inggris tapi rasanya disini sama saja. dengan segala kemampuan saya berusaha untuk mencerna apa yang ingin dia lakukan. Sebenarnya dia bersama seorang profesor atasannya ingin memperkenalkan diri dan IEU di tempat kerja saya. dan juga bertanya banyak tentang tempat kerja saya. Dia memanggil saya dengan mr. Marry. nama baru... hehehhee

dan bagi saya ini pelajaran yang sangat berharga dimana saya harus mengembangkan diri saya. dengan belajar lebih banyak. karena sebenarnya bukan hanya kali ini saja saya bertemu dengan bule-bule. sering dalam suatu pertemuan atau perjalan wisata saya bertemu dengan mereka. dan kesimpulan terakhir kemapuan bahasa inggris saya harus ditingkatkan. HARUS!

Mutiara Kata Hari Ini

“Niat-niat baik yang tidak diungkapkan tidak ada artinya.” (Ken Blanchar)

29 Maret 2009

RESEP DARI AMSAL

Ya.. Sebagai Bahan Renungan untuk hari Minggu ini Sebelum berangkat menanam Pohon di Sukolilo dan bergembira-ria bersama yatim-piatu diasuhan sana....

Aku sudah belajar bahwa .....
Tidak selamanya hidup ini indah.
Kadang Tuhan mengizinkan aku melalui lembah derita,
Tetapi aku tahu bahwa IA tidak pernah meninggalkan aku.

Aku sudah belajar bahwa .....
Tidak semua yang kuharapkan akan menjadi kenyataan.
Kadang Tuhan membelokkan rencanaku,
Tetapi aku tahu bahwa itu lebih baik dari apa yang kurencanakan.

Aku sudah belajar bahwa ....
Pencobaan itu pasti datang dalam hidupku
Dan aku tidak mungkin berkata "TIDAK TUHAN"
Karena aku tahu bahwa itu tidak melampaui kekuatanku
Sebab itu aku akan selalu bergembira (paling tidak berusaha untuk itu)

Aku sudah belajar bahwa ....
Tidak ada kejadian yang harus disesali dan ditangisi (berlarut-larut)
Karena semua rancanganNya indah bagiku
Maka aku akan bersyukur dan bergembira di dalam segala perkara
Karena bergembira adalah resep jitu yang aku dapatkan dari FIRMAN-NYA

YESUS tabibnya...
KEGEMBIRAAN obatnya...
MENARI BAGI TUHAN fisioterapinya... (ketika tidak bisa menari, mungkin bisa menyanyi, memasak, berkebun atau pergi jalan-jalan.. hehe..
Lakukan saja hal-hal yang dapat menjadi kesukaan bagimu - dengan tanggung jawab tentunya - karena banyak hal yang indah dan dapat disyukuri dalam hidup)

28 Maret 2009

Mutiara Kata Hari Ini

“Sebuah kata yang baik bisa menghangatkan tiga bulan musim dingin.” (Pepatah Jepang)

27 Maret 2009

10 Kiat Menjadi Pribadi yang Disukai

1.Royal dalam memberi pujian
Pujian itu seperti air segar yang bisa menawarkanrasa haus manusia akan penghargaan. Dan kalau anda selalu siap membagikan air segar untuk orang lain. Anda berada pada posisi yang strategis untuk disukai orang lain. Bukalah mata lebar-lebar untuk melihat kebaikan-kebaikan pada diri orang lain. Lalu pujilah dengan setulus hati.

2.Buatlah orang lain merasa dirinya penting.
Tunjukan dengan sikap dan ucapan bahwa anda menganggap orang lain itu penting. Misalnya jangan membiarkan orang lain menunggu terlalu lama, katakan maaf dan tepati janji. Serta bersikaplah ramah.

3.Jadilah Pendengar yang baik
Kalau bicara itu perak dan diam itu emas. Maka pendengar yang baik lebih mulia dario keduanya. Pendengar yang baik adalah orang yang disukai oleh semua orang. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Dengarkanlah dengan antusias dan jangan menilai atau menasihati kalau tidak diminta.

4.Usahakan untuk menyebut nama dengan benar.
Umumnya orang tidak suka bila namanya disebut salah atau sembarangan. Nama adalah milik berharga dan sangat pribadi. Kalau ragu tanyakan bagaimana melafalkan nama orang bersangkutan.

5.Bersikaplah Ramah
Keramahan memecahkan kebekuan dan kekakuan suasana, keramahan membuat orang lain dihargai dan diterima. Keramahan membuat orang lain betah bersama anda.

6.Bermurah hatilah.
Anda tidak akan menjadi miskin karena memberi, dan tidak kekurangan karena berbagi. Seorang bijak penah mengatakan ini.. maaf lupa namanya. “Orang bermurah hati berbuat baik untuk dirinya sendiri.” Orang yang bermurah hati lebih mudah diterima dan dihargai dibandingkan orang yang egois, pelit dan hanya ingin diberi.

7.Hindari kebiasaan mengkritik, mencela dan menganggap remeh.
Semua itu menyerang langsung ke pusat harga diri dan bisa membuat orang lain mempertahankan harga diri dengan sikap yang tidak bersahabat. Umumnya orang tidak suka jika kelemahannya diketahui oleh orang lain.

8.Bersikaplah Asertif
Orang yang disukai bukan hanya orang yang menjawab “ya”. Tetapi orang yang bisa berkata “bukan” bila diperlukan. Bisa saja kan pendapat anda dan pendapat orang lain berseberangan. Jangan takut untuk berbeda pendapat dengan orang lain. Bagaimanapun sikap asertif selalu lebih dihargai daripada sikap “YESMEN”.

9.Berbuatlah apa yang orang lain ingin perbuat kepada anda.
Ini dia. Perlakuan apapun dari orang lain yang dapat menyukai hati itulah yang harus anda lakukan terlebih dahulu. Anda harus mulai melakukan inisiatif. Tidak gampang memulai tapi itulah yang harus kita lakukan agar orang lain melakukannya untuk kita.

10.Cintailah diri sendiri.
Harus. Mencintai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya. Menyukai dan melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri, ini berbeda dengan egois yang selalu mementingkan diri sendiri. Atau egosentris yang selalau berpusat pada diri sendiri. Dengan menerima dan menyukai diri sendiri anda akan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain.

26 Maret 2009

Mutiara Kata Hari Ini

“Pertanyaan paling mendesak dalam hidup ini: Apakah yang kamu perbuat bagi orang lain.” (Martin Luther King)

24 Maret 2009

Mutiara Kata Hari Ini

“Kebimbangan kita adalah pengkhianat kita, yang sering kali membuat kita kehilangan peluang menang karena takut mencobanya.” (William Shakespeare)

23 Maret 2009

20 Kiat Membangun Rasa Percaya Diri

1.Ingatlah untuk selalu bersikap wajar. Gak usah over acting atau dibuat-buat.

2.Perhatikan sikap tubuh anda. Hindarkan sikap teresan malas, loyo dan tidak bergairah.


3.Ketika berbicara, perhatikan nada suara anda dan usahakan berbicara dengan pelafalan yang jelas.

4.Biasakan mengucapkan terima kasih dengan mantap dan tulus.


5.Bersikaplah tegas. Jangan mengatakan “ya” pda saat hendak mengatakan “tidak” juga sebaliknya.

6.Lakukan segera apa yang dapat dilakukan segera. Jangan menunda. Menundadapat menghambat perkembangan kepercayan diri.


7.Kenalilah kelebihan, kekurangan diri. Puuklah terus kelebihan dan berusaha memperbaiki kekurangan.

8.Berusahalah untuk selalu tampil rapid an bersih. “you feel great when you look good”.


9.Berusahalah untuk memperluas wawasan dengan banyak membaca atau menambah pengethauan anda.

10.Berusahalah untuk focus pada suatu pekerjaan, jangan setengah-setengah.


11.Jangan ragu untuk meminta bantuan orang ain bila diperlukan dan berjiwa besarlah kalau mengaami penolakan.

12.Hindarkan kebiasaan mengeluh dan menggerutu. Curahkan isi hati hanya kepada orang yang tepat.


13.jangan larut dalam erasaan negative. Frustrasi, sakit hati dan irihati dapat menghambat perkembangan kepercayaan diri.

14.Bila diperlukan bantulah orang menyelesaikan masalahnya tapi bukan untuk ikut campur dalam masalah orang lain.

15.Ketika membicarakan orang lain, bicaralah tentang kebaikan dan sesuatu yang positif tentang orag lain. Pribadi yang percaya diri tidak merasa superior dan yang rendah diri tidak merasa inferior.


16.Beranilah mengakui kesalahan baik kepada diri sendiri mapun keada orang lain. Jangan menutup-nutipinya.

17.Beranilah mencoba hal-hal baru yang selama ini kelihtan menantang dan dihindari.


18.Jangan memberi gelar konyol kepada diri sendiri. Dan jangan mau di beri gelar konyol oleh orang lain.

19.Nikmatilah hidup. Tengkanlah pikiran yang kacau dan lepaskan beban dan raihlan kegembiraan.


20.Bayangkan diri anda adalah seorang yang percaya diri dan bersikaplah sebagai orang yang percaya diri.

22 Maret 2009

Mutiara Kata Hari Ini

“Lakukanlah atau tidak. Tak ada sifatnya yang coba-coba.” (Yoda)

20 Maret 2009

Sukses ya Nak...

Pada suatu hari Andi mendapat SMS dari pacarnya Lulu.
Lulu: "Ndi, nanti malam kamu ke rumahku yah. Bokap nyokapku mau pergi.
Kalau kamu mau bawa baju, bawa saja, sekalian menginap di rumahku."
Andi (dengan gembira): "Oke Lu, nanti jam tujuh deh aku ke sana ."
Setelah itu Andi buru-buru ke apotik CJDW untuk membeli kondom.

Andi: "Pak, saya mau beli ini pak... (sambil me-nunjuk?"
Apotik: "Beli apa nak??? Inhaler???"
Andi: "Bukan pak, tapi ini."
Apotik: "! Apa??? Balsem???."
Andi: "Aduuhh, ini lho pak, kondom" (dengan suara pelan).
Apotik: "Oh, mau yang mana??? Yang short time apa yang long time, apa yang glow in the dark???"
Andi: "Saya nggak ngerti pak, yang mana saja deh" (malu?
Apotik: "Buat sebentar apa semalaman??? "
Andi: "Wah semalaman dong pak."
Apotik: "Ha? kalau begitu yang ini saja, yang long time, Trojan."
Andi: "Ya sudah pak satu saja. Ini uangnya."

Begitu Andi membayar dan keluar dari Apotik CJDW, si penjaga apotik
sempat berseru: "SUKSES ya NAK!!!"
Dalam hati Andi berkata: Wah didoain sukses nih, bakal asyik entar
malam.
Malamnya begitu Andi sampai di rumah Lulu, di ruang tamunya:
Lulu: "Wah maaf nih Ndi. Bokap nyokapku belum pergi. Sebentar lagi
kayaknya."
Andi: "Nggak apa?kok Lu."
Tiba?dari dalam rumah terdengar suara Ibu Lulu berteriak:
Ibu Lulu: "LU!!! Makan malam dulu Lu. Itu teman kamu diajak saja
sekalian."
Lulu: "Nah tuh. Kita makan yuk Ndi. Paling habis itu mereka pergi."
Andi: "Waduh nggak enak nih Lu. Gak usah deh. Entar saja."
Lulu: "Cuek Ndi. Biar mereka cepat pergi."

Di meja makan berkumpullah Andi, Lulu, Ibu dan Ayah Lulu.
Ayah Lulu:
"Sesuai dengan kebiasaan kita, sebelum makan kita berdoa. Bagaimana
kalau teman Lulu yang membacakan doanya." Andi kemudian membaca doa, semenit, dua menit, tiga menit, Andi tidak selesai?membaca doa. Sampai akhirnya setelah seperempat jam ia selesai.

Lulu (berbisik pada Andi): "Waduh Ndi gue nggak nyangka kalau lu ternyata khusuk banget yah membaca doanya."

Andi (berbisik ter-bata?pada Lulu): "Iya Lu. Gue juga nggak menyangka kalau Bokap Lu bekerja di apotik."

(email kiriman noviani)

Mutiara Kata Hari Ini

“Yang penting bukanlah apa yang terjadi padamu dalam hidup ini, melainkan bagaimana responmu terhadap kejadian itu.” (W. Mitahell)

19 Maret 2009

Sementara Ini Aja deh..

Setelah tiga hari menelusuri jagad blog. aku menemukan template yang bagus, ringan, gak ribet, dan pasti mudah digunakan dan adaptasinya bagus. apalagi kalau bukan template buatan kang Rohman yang yahud itu... dan sekarang saya mau mengucapkan banyak terima kasih kepada Kolom Tutorial yang telah mmbantu saya dalam mengelolah blog saya dan juga memberikan informasi yang penting bagi perkembangan dunai blog.

saya salut kepada mereka-mereka yang banyak memberikan manfaat untuk kita yang awam dan masih baru dalam blog. dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada, O-om.com, Kolom Tutorial, adn Andidwih. yang telah banyak membantu saya dalam ngeblog...

Kepada kang Rahman saya mengucapkan banyak terima kasih untuk templatenya yang bagus dan mudah digunakan. semoga tetap berkarya mengusahakan yang terbaik dan memberikan yang terbagus untuk dunia blog... dan pesan untuk kita yang baru, tetap hargai hasil karya mereka. mungkin dengan mengklik iklan mereka.. hehehhe.. sebab kalau bayar kan terlalu mahal ya... ok kang!!??

18 Maret 2009

Kata Mutiara Hari Ini

“Akulah sumber pendorong diriku sendiri. Akulah kapten hidupku. Aku bisa memilih sikap yang bertanggung jawab atas kebahagiaan atau ketidakbahagiaanku sendiri. Akulah yang duduk di kursi pengemudi menuju takdirku, bukannya penumpang.”

16 Maret 2009

Kata Mutiara Hari Ini

"Never Tale someone for Granted, Hold Every person close to Your Heart." (nn)

14 Maret 2009

Jangan Berhenti

Semuanya..
tiada guna kotoleh..
untuk apa aku berhenti
walau batin ini mendambakan

kita sudah samapi disini
tak ada waktu tuk melihat masa lalu
tak ada waktu tuk rehat
tak ada waktu untuk menoleh

teruslah berjalan
teruslah menapakki hidup ini
susah senang
teruslah jalan
kau tidak sendiri...

semoga...

Mutiara Kata Hari ini

"Disappointments are like road humps, they slowyou down a bit, but you enjoy the smooth road aftewards. Dont stay on the humps too long. Move On!"

13 Maret 2009

Ada “Gurun” di Kota kami

“Bagaimana kabarmu? Lama tidak menampakkan diri. Apa kamu di gurun?” tanya pastor parokiku Rm. Sapto, CM saat bertemu dihalaman gereja setelah misa pagi hari Minggu 1 Maret 2009.
“Iya mo.. saya digurun.” Jawabku tersenyum kecut.
Lalu aku pulang, mencuci pakaian sambil menonton siaran pertandingan tinju antara Chris Jon versus Rocky Juares. Seru tapi agak kecewa Chris Jon tidak menang dan tampil agak loyo.
Ada reminder di Hpku berbunyi kalau ada rapat dengan teman-teman SSV St. Yakobus, agak malas tapi akhirnya berangkat juga. Tepat jam 11.30 kami mulai rapat. Jujur perasaanku campur baur, saya lama sekali meninggalkan teman-temanku. Tapi aku harus kelihatan biasa. Aku dan Robert mensharingkan kisah penghilangan diri dari konferensi yang kami cintai ini. Satu hal yang membuat kami memiliki kerinduan untuk kembali adalah rasa. Rasa persaudaraan diatara kami, Cik Tien yang tenang setenang air di gelas, Ko Hendrik yang tidak kenal lelah dan komit sekali dengan tugasnya. Maria yang setia dengan bimbingan belajarnya, Linda yang aktif dengan jaring komunikasi antar konferensi, Robert yang rajin mengunjungi orang miskin dan saya sendiri pelengkap derita mereka. (jangan sampai ya...) Pertemuan berjalan dalam suasana yang akrab, dengan sedikit jajanan dan air putih dari kulkas kami.
“Mar... mau ikut?” tanya Maria kepadaku usai rapat.
“NAV. Kita karaoke. Ada voucher gratis” jawabnya.
Saya kalau yang gratis gini senang. Hehehe... dasar.. suka gratisan.
“Yuuuk...” jawabku.
Aku, Maria, ko Hendrik dan Linda akhirnya menuntaskan ngidam kami karaoke hingga jam 5 sore.
“Puas..!” kataku
“Ya iyalah... hasrat sudah tersalurkan” celetuk Maria dari kursi seberang.
Malamnya aku ditelepon Melky seorang perantau untuk menjeputnya. Aku lalu menyanggupi dan siap ke rumahnya. Dalam bayanganku tempat tinggal mereka tidak beda jauh dengan rumah-rumah yang sudah saya kunjungi. Menyusuri Rel Kereta Api Sulung. Kiri-kanan saya dipagari bilik-bilik kecil. Ambon, Flores, Timor, Madura, Jawa ada di sepanjang rel dengan bilik peneduh jika hujan. Melky juga kontrak di bilik sederhana bahkan sangat sederhana, Cuma 1,5x1,5 lengkap dengan peralatan dapur. Saya sendiri rasanya susah bernapas berada ditempat sekecil itu. Pembatasnya hanya dari tripleks usang dan lantainya dibuat dari papan rapuh di balut verlag tipis. Anaknya tertidur pulas dikasur kecil di pojok kamar.
“Arghh... Tuhan... pemandangan apa ini?” keluhku dalam hati. Suara degupan kaki bisa saja membangunkan anak ini dari mimpi indahnya, dari pulas tidurnya. Karena disini derap selangkah meramaikan semua penghuni rumah.
Aku tak sangggup berkata-kata, aku tidak sanggup melihat situasi ini. Ingin aku membangun sebuah rumah besar dan mereka semua tinggal bersamaku. Ingin aku menghibur mereka agar senyum terus tersungging dari bibir lara mereka. Ingin aku menjadi oase ditengah gurun, padang tandus kota ini. ingin aku menjadi lukisan indah ditengah potret buram kota ini. Ingin aku... bah... aku sendiri tak tahu. Tetapi aku. aku buka siapa-siapa. Hanya seorang pemimpi dengan berjuta angan membangunkan mereka yang lemah dari kubangan kemiskinan. Dari laranya hidup.
Aku pulang dengan segala renung di dada, bagaimana nasib mereka kalau digusur kemana ratusan bilik ini akan berlabuh kalau tanah ini di ambil alih PT. KAI? Kemana mereka akan berlari dari kejaran nasib? Kami di SSV hanya bisa mengunjungi mereka, membantu se kemampuan kami. Tetapi sebanyak ini? itu hanya mimpiku saat kereta malam memekikkan telinga dengan sirene panjangnya. Aku tidak menemukan jawaban apapun dari permenunganku.

12 Maret 2009

Kata Bijak Hari Ini

Pengetahuan di otak kita, akan memotivasi tindakan-tindakan kita, Tindakan-tindakan kita akan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan dalam hidup kita, kebiasaan akan menghasilkan karakter dalam kehidupan. (marianus)

11 Maret 2009

Apapun yang kudapatkan, saya Katakan itu Rahmat

Hampir dua minggu belakangan hidup saya disokong oleh Voucher... mulai dari Minggu tanggal 1 Maret saya menghabiskan Voucher Karaoke untuk 2 jam. hari berikutnya saya nomat dengan voucher lagi... wiii h lumayan banget dah. hari kamis kemaren dapat voucher makan di restoran cepat saji. nilainya emang tidak banyak seh. hanya Rp. 50.000 tapi dah lumayan buat 2 kali makan. hari berikutnya ada rapat kantor sampai sore otomatis makan gratis lagi. Sabtu, Minggu dan senin Libur. kemaren baru masuk kerja dah dapat telepon kalau ada orderan barang. dan dapat Voucher makan lagi. yang ini Rp.100.000. enyaak..nyam-nyam.. lumayan buat ngirit bayaran ditengah kepungan kebutuhan hidup yang semakin menguras kantong.

Dan hari ini saya mengatakan semua pemberian dan kebaikan yang aku terima selama ini adalah sebuah rahmat. rahmat yang tidak pernah aku duga dan dinanti. karena apapun yang kita terima, dan sekecil apapun yang kita dapatkan tetap harus disyukuri. Mungkin itu semua buah dari kerelaanku melakukan sesuatu, mengerjakan apa yang diamanatka dan diminta orang lain tanpa memikirkan pahala yang aku terima. terkecuali barang-barang yang harusnya aku beli dengan uang sudah sewajarnya diganti. Tetapi untuk jasaku, selagi aku mampu semua kulakukan dengan relahati.

Tetapi dengan ini semua tidak menjadikanku pongah dan tinggi hati, tetapi membuatku selalu rendah hati dan mensyukuri pemberian yang diamanatkan padaku. Thanks untuk kebaikanmu. Tuhan pasti akan memberikan Yang terbaik untukmu.

09 Maret 2009

Stigma... No More!

Anda mungkin sepakat denganku bahwa, anak jalanan sulit diatur, bahwa mereka itu jorok, bahwa mereka itu sangar, sering bertindak semena-mena dan lain sebagainya. Mungkin benar tetapi tidak untuk pengalamanku yang satu ini. Stigma yang sudah melekat erat dalam diriku seolah lepas tuntas saat aku mengalami langsung hidup dengan mereka.
Tanggal 3-5 Agustus 2003 di Malang. Kami dari mudika paroki Kelsapa; Aku, Aan, Wisnu, dan Febri mengikuti Pelatihan Sosial Vinsensius yang diadakan oleh para pastor CM (Conggregasi Misi)di Seminari Badut Malang. Bersama mereki kami bertemu banyak sekali sahabat-sahabat Vinsensian dari Surabaya, malang, Jakarta, Jogjakarta, Medan, dan Kalimantan.
Peserta yang datang dari berbagai daerah tentu belum saling kenal,kami diberi kesempatan untuk saling berkenalan dengan berbagai games yang mengakrabkan kami satu sama lain, bahkan mungkin karena bernafaskan vinsensian dalam 2 jam kami seperti sangat akrab oleh permainan keakraban yang ada. Rasa sungkan yang ada seolah pudar mneyatu dalam suasana khas kaum muda.
Keesokan harinya kami dilepas untuk mengalami kehidupan "orang-orang kecil" yang tersisihkan. Aku bersama Linda , Denny dan satu cewek lagi (lupa.. sorry ya) kebagaian tempat eksposure di Terminal Arjosari, tidak ada tugas yang diberikan. Kami hanya dipesan dalam renungan oleh Romo Gani Sukarsono, CM untuk menemukan Yesus dalam diri mereka-mereka yang "kecil".
Ada sedikit tanya mengganjall, menemukan Yesus dalam diri orang "kecil"? Apa memang Yesus lebih gampang ditemukan dalam diri mereka, ataukah Yesus memang akan agak sulit dtemukan dalam diri orang "besar"? Tapi mungkin bukan itu. Yang aku tangkap waktu itu hanya satu kesederhanaan orang kecil. itu. Pertanyaan selanjutnya kenapa mesti keterminal? Disitukan banyak pengamen, pencopet, dan tentu preman-preman yang dalam benakku dan teman seperjalananku ini bisa menjadi masalah apalagi aku membawa dua teman cewek keturunan. Tapi ya sudahlah. Bukankah kita harus tetap berpikir positif, sebagai koordinator rombongan tentu meyakinkan mereka bahwa semua akan baik-baik saja.
Dengan pakian yang tidak mencolok kami tiba di Terminal. aku menceburkan diri dengan tukang sapu dan beberapa pedangan kaki lima disekitar terminal, lama menjadi “basah” dan merasuk dalam lokasi ini, mereka kelihatan akrab. ada yang sedang menyapu, menyemir sepatu. Teman-teman seolah larut dalam aktivitas mereka, ada yang duduk, bercerita dengan orang yang mereka temui sementara aku mendekati pedangan nasi bungkus.
"mau makan apa dek..? tanya ibu warung
"tidak bu." jawabku singkat.
Saya lalu hanya duduk di emperan warung sambil melihat beberapa tukang sampah memulung sampah dari pelataran parkir.
"masnya baru disini ya..?" tanya ukang sampah yang mengawasiku dari tadi.
"ya pak" jawabku.
"dari Ambon?" lanjut ibu pemilik warung
"bukan, saya dari Flores bu" jawabku
"Oooh Flores itu yang di Irian itu ya... ?" tanya ibu warung sok tahu.
“Mboten... ikuloh sing cedak Australia” sergah sang bapak leboh sok tahu.
"Ya..." jawabku sekananya.
Toh kalau aku jelaskan mungkin mereka juga tidak mengerti. Padahal dalam hati kecilku kenapa koq dia gak tahu Flores? Atau dia tidak tamat sekolah dasar atau tamat tapi tidak diajarkan Geografi atau peta buta yang seru banget waktu aku SD dulu. Atau Flores begitu kerdil kah?
Tapi sudahlah. Toh itu hanya mengakrabkan pertemuan kami saja sebelum dia mulai bercerita soal suka duka mereka dulu. Apa adanya. mungkin ia merasa dia dulu senasib dengan aku yang luntang-lantung saat itu. Aku bercerita kalau aku adalah orang yang hendak mencari paman yang sudah lama tiggal dimalang. Dan sudah tiga hari saya berada diterminal ini.
Hingga menjelang siang, ibu pemilik warung menghidangkan segelas kopi pahit. Pahit! Benar-benar pahit. Kayaknya dia lupa memasukan gula ataukah cermin mungkin akan sepahit nasibku kalau yang terjadi adalah aku benar-benar mengalami nasib menjadi homeless di tanah orang. Untung seribu untung walaupun aku perantau aku masih dapat diterima oleh orang lain.
Setelah dua jam diwarung tadi tentu saya tidak hanya bicara atau ngbrol dengan ibu pemilik warung tapi sesekali aku melayani tamu sebisaku dan mencucikan piring. Bagiku itu pengalaman berharga walaupun kecil. Berikutnya dengan alasan mau keliling-keliling, saya pamit dan bergabung dengan para pengamen bis kota.
Saya lalu duduk dibangku paling pojok... tidak lama aku didatangi seorang pengamen. Untuk mencairkan suasana saya lalu menwarkan sebatang rokok buatnya. Rokok itu sengaja aku beli karena aku sendiri tidak merokok.
"mau rokok mas.?" kataku
"oh terimakasih mas" dia lalu mengambil sebatang
"tapi maap mas korek saya tadi jatuh.." buru-buru aku minta maaf.
"Gak apa-apa" lanjutnya
"nDul..!! onok korek?" teriaknya pada seorang pengamen diseberang pagar pembatas.
"gawe opo?" Gundul balik bertanya
"yoo.. nyumet rokok cuk" jawab pengamen disampingku.
Sampai disini bayanganku akan tingkah pengamen disini tidak jauh beda dengan pendapat teman-teman seperjalananku. kasar, penampilan urak-urakan dan tak mau tahu sangat terlihat dan sikap terlihat saat mereka berkumpul.
Lama kami saling bertukar pengalaman, dia juga banyak bertanya kepadaku. Dengan penuh tipu muslihat aku katakan kalau aku sedang mencari pamanku dikota Malang. Ternyata dalam sikap urakan dan tak mau tahunya dia memilki rasa iba dan setia kawan yang tinggi. Dia menawarkan tempat untuk meninap di kamar kosnya yang reot. dia sendiri telah memiliki seorang istri dan seorang anak.... apakah ini jiwa solidaritas mereka kepada sesama yang malang? Tidak sampai disitu saat mereka medapakan sebungkus nasi, mereka tidak segan-segan menawarkan kepadaku bahkan dimakan bersama enam temannya bersama-sama. Dengan tangan telanjang mereka makan dari satu bungkusan nasi yang entah siapa yang memberi atau membeli. Aku ikut ambil bagian didalamnya. Menikmati nasi bungkus dengan tangan kucelku, dan mereka. Tidak kenyang tetapi aku sudah dikenyangkan oleh terbaliknya prasangka burukku kepada mereka. Aku mungkin tidak pernah tahu dan merasakan bahwa mereka juga manusia yang punya rasa persaudaraan yang tinggi, ingin diperhatian sama seperti aku. “Trims Gundul dan kawan-kawan.... “ kita tidak saling memperkenalkan diri.

07 Maret 2009

First Love, Sensasi Nano, Speechless

Usiaku baru 14 tahun waktu itu. Aku duduk di kelas 2 SMP dan memutuskan tinggal di asarama setelah sebelumnya tinggal bersama orang tua dan menempuh perjalanan kesekolah sejauh 5 km. dan ditempatku perjalanan sejauh itu serasa dekat. Sudh biasa. Diasrama dengan sendirinya aku harus membiasakan diri dengan kehidupan bersama dan tidak semau gue. Orang tuaku sebenarnya tidak setuju dengan pilihanku. Alasanya mereka tidak dapat memantau hasil belajarku sementara saat aku tinggal dirumah saja nilai akademisku tidak memuaskan apalagi tinggal disarm yang sebenarnya juga tidak ada peraturan yan jelas kapan jam belajar dan istirahat. Asrama kami adalah tempat persinggahan bagi kami yang rumahnya jauh. Namanya asrama Putra SMPK Kejora Wangka, tentu ada asrama putrinya yang dikelolah lebih baik dan teratur dengan seorang ibu asrama. Sementara kami dibiarkan saja mengatur diri kami sendiri.

Perselisihan dan beda pendapat antara penghuni asrama sangat terasa. Yunior di perlakukan dengan semena-mena dan kami tidak berani melawan. Perkelahian dan isak tangis sering mewarnai ruangan kami yang hanya berukuran 10x10 dengan lima belasan penghuni. Aku waktu itu masih begitu taat dengan David kakak kelas yang hitam dan menyeramkan. Kekuatanku hanya kalau aku berada diluar sekolah dan asrama karena memilki beberapa teman sekolah dan anak kampong yang menjadi sahabatku. Maka kalau dia hendak memukul aku karena membantah dan tidak menuruti kemauannya aku mengancam balik untuk tidak boleh keluar dari lingkungan sekolah. Maka aku mnjadi orag yang paling aman diantara teman-teman sesame yunior. Mungkin orang banyak mengira yang ada kekerasan hanya ada di STPDN ataupun asrama para tentara atau polisi. Di asrama sekolah juga ada.

Sementara di ruangan kelas, aku adalah siswa yang tidak dapat dikatakan pandai tetapi selalu masuk 3 besar setelah dikelas satu aku terpental dari sepluh besar. Sekalipun suasana asramanya tidak mendukung untuk berprestasi tetapi disitulah aku belajar bagimana mandiri dan mengatur diriku sendiri. Tanpa aku diasrama aku mungkin orang yang selalu menggantungkann diriku pada orang tua atau kakak permpuanku sekalipun hanya mencuci serangamku.

Di asrama ini juga aku mengalami apa yang orang katakana jatuh cinta pada teman sekelasku yang juga kakak dari adik teman asramaku, Vianey. Namanya perempuan itu Yvon, penghuni asrama putri, murid pindahan dari sebuah sekolah negeri di ibukota kecamatan. Aku jatuh hati kepdanya karena dia sering menemui adiknya diasrama. Rasanya aku tidak bisa tidur sebelum aku melihatnya setiap sore datang menemui adiknya.

Asrama kami hanya dibatasi lapangan sepak bola, Tentu saya dapat melihat gerak-geriknya dari kejauhan. Aku mengenal baik orang tuannya sekalipun dia berbeda desa dengan saya. Sawah kami dekat sehingga saat liburan dan tiba musim menuai aku tetap bisa menemuinya atau sekedar memandangnya. Tidak lebih Karena saya tidak berani mengucapkan kata cinta padanya. Kami juga masih sangat kecil.

Memasuki liburan sekolah semangat belajarku terus bertambah seolah akut tidak mau kalah dengan dia. Dan memang aku selalu masuk rangking dan dia dibelakangku. Hingga sethun sudah kupendam rasa itu. Hingga suatu peristiwa terjadi di asrama. Sepulang dari doa Rosario (di tempatku doa Rosario mendapat tempat yang isimewa dihati umat karena banyak permohonan dikabulkan)dan saya secara khusus berdoa untuk keberhasilanku menempuh ujian akhir seklah. Wktu itu namanya EBTA.

Kembali ke Asrama putri. Pintu asrama mereka kedapatan sudah terbuka dan mereka takut. Asrama mereka sering terjadi kejadian yang aneh. Mereka segera berlari ke tempat asrama putra. Aku yang mnedengar histeris segera keluar dan membukakan pintu dan “Kedubrakghhhhhhh…..” aku tertabrak Yvon dan perasaanku campur baur. Aku tahu dia saat itu pasti tidak merasakan apa-apa, tapi aku jelas beda. Nano… sempat-sempatnya lagi...payah.!

Kami seisi asrama putra sepakat untuk ke asrama putri menemani malam yang menakutkan bagi mereka. Aku bersama Vianey tidur tepat disebelah Yvon yang masih merasa ketakutan. Ingin aku selalu dekat dengannya tetapi itulah aku, tidak pempunyai keberanian tinggi untuk mengatakan sesuatu. Hinga pagi menjelang menyalakan pelita dan belajar sambil sesekali melirik. Aku tidak dapat mengatakan apapun hingga perpisahan kami.

05 Maret 2009

Live is Miracle

Hidupku selalu mendapat hal-hal yang diluar dugaanku, dan saya menamai itu mukjizat. Dalam suatu perjalanan saya dari Tanjung Balai Karimun menuju pelabuhan tanjung Priok Jakarta dengan menumpang kapal laut. Saya bertemu dengan dua orang ibu berwajah oriental. Mereka membawa banyak sekali barang bawaan, tas, koper dan sebagian dus-dus yang dibungkus rapi. Naluri belas kasihku muncul sesaatb kami hendak menaiki kapal yang penuh dengan orang berebutan. Sementara saya hanya membawa satu tas ransel belelku, bersama satu kamera filem kesukaanku.

Ibu itu sangat kesusahan, dia rasanya tidak percaya pada bantuan yang ditawarkan oleh beberapa porter yang silih berganti menwarkan bantuan. Aku merasa perlu menawarkan jasaku demi melihat dan meringankan bebannya.

“Bu.. saya bawakan yang ini ya” sambil memegang dua kardus ukuran 20kg. “saya hendak ke Jakarta bu, kita bias bersama-sama, Ibu silahkan ikut saya naik dan yang satunya tinggal disini kalau ibu tidk percaya dengan saya.” Mereka bertatapan dan ada isyarat mereka setuju dengan dengan tawaranku. Dan ibu yang pertama lalu bersamaku naik sementara yang lainnya tinggal di dermaga karena saya akan kembali lagi untuk menjemputnya. Mereka sepertinya bukan orang biasa seperti saya.

Setelah mengantarkan barang bawaan ke tempat mereka aku lalu bergegas menuju dek teratas. Karena disana saya dapat dengan leluasa memandang laut lepas biru disana, memandang pantai indah membentang, memandang bukit indah permai. Aku bersyukur aku mendpatkan kesempatan untuk menikmati ciptaan dan anugerah Allah yang begitu indah. Walaupun aku sendiri sebenarnya bukan dalam misi perjalanan senang-senang tetapi perjalanan mencari hidup dan kehidupanku ntah samapai kapan.

Pagi berikutnya kami tiba di pelabuhan Tanjung Priok. Saya kembali ke kamar 204 menempati janji saya sehari sebelumnya, bahwa saya akan kembali membantunya saat turun. Aku tidak peduli bahwa mereka sudah mengontak keluarga untuk menjemput atau yang lain sebagainya. Aku tidak peduli atas reaksi mereka tidak senang dengan apa yang aku lakukan atau bahagia dengan yang aku buat. Yang pasti bagiku meringankan bawaan mereka. Titik.

Barang bawaan sudah saya turunkan dan kami harus berpisah. Saya bertemu dengan suami-suami mereka serta buah hatinya yang kira berumur 6 tahunan. Mereka kelihatan sangat harmonis, atau mungkin karena lama ditinggalkan tetapi aku bias menangkap dari sikap mereka dan pembicaraan mereka dalam mobil saat mengantarku menuju stasiun gambir.

“Bu saya sudah biasa seperti ini, tidak usah di antar, tidak usah repot-repot saya tahu angkutan yang menuju kesana” jawabku demi menampik tawaran dari suaminya yang ingin mengantarku ke Stasiun Gambir. “Tidak. Kami searah dengan perjalananmu” aku tidak sempat mengelak.
Aku memesan dan membeli tiket jurusan Surabaya jam 5 sore hari itu. Aku kaget saat dia membayar lunas kereta ekonomi yang kupesan. Nilainya memang tidak seberapa tetapi aku. Aku adalah orang yang tidak mau dikasihani.

Dia juga secara paksa memasukan satu amplop putih kedalam ransel belelku, saat kami duduk melihat monas dikejauhan menjulang. Mereka lalu berpamitan teapat pukul 4 sore itu sedang aku terkatung menunggu kereta senja.

Aku penasaran dengan amplop putih yang tadi mereka masukan ke tasku. Aku membukanya pelan, ada uang Rp. 850.000. nilai yang besar untuk seorang yang tidak melakukan apa-apa diperjalanan. Nilai dari kekagumanku akan kehidupan. Dan tulisan di amplop itu “Adik terimakasih untuk hidup yang kau ajarkan, untuk kekosongan yang engkau berikan” aku terdiam dan sepanjang perjalanan merenung arti tulisan itu dan tidak pernah kutemukan artinya. Hidup itu mukjizat setiap saat.

03 Maret 2009

Nenekku mati dalam pelukaknku

Juni 1990. Kala itu, aku menghabiskan masa liburanku dirumah paman Nuel . Kegiatanku seperti anak kampung yang lainya, kesawah dan menemai buah hati pamanku yang sulung. Masa liburanku sungguh diisi dengan hal-hal yang menyenangkan.
Walaupun rumah pamanku tidak sebesar rumahku orang tuaku, tapi aku sangat senang oleh suasana kekeluargaan dalam rumah. Tanteku Sisi yang selalu saying dengan anaknya dan perhatian dengan keluarga. seolah aku tinggal bersama orang tuaku. Anak sulungnya yang sering saya panggil dengan nama Rol, - nama panjangnya Roland - yang lucu dan menggemaskan. Menambah betah aku disana. Hingga hari terakhir liburanku berat rasanya aku meninggalkan paman sekeluarga.

Aku akhirnya pulang kerumah orang tuaku setelah di jemput Kak Belas, kakak yang bagiku menjadi tempat belajar walaupun dia tidak melanjutkan sekolahnya ke SMP. Karena dia ingin membantu ayah dan bunda bertani. Suatu keputusan besar yang sangat dewasa, walapiun sebenarnya ayahku tidak merestui niatnya. Setelah dian bercerita kalau dia memutuskan tidak sekolah karena ingin lebih fokus membantu orang tua, mengingat kami adik-adiknya masih sangat membutuhkan bantuan apalgi orang tuaku hanya seorang petani yang menggantungkan hidupnya dari curahan air hujan.

Tiba dirumah aku dihadapkan pada pemandangan yang tidak mengenakkan. Nenek Rosa, namanya Dolorosa. Nenekku. Yang juga nenek dari ayahku mengalami luka serius. Bagian tulang keringnya bengkak dan seperti borok. Kakinya melepuh saat dia mengambil air untuk membuatkan secangkir teh untuk cucu kesayangannya Damian seminggu yang lalu.
Saya marah pada semua orang yang ada dirumah. Walaupun saya tahu kehadiran saya dirumah pasti juga tidak dapat banyak membantu.

Hari itu hari minggu, ayah masih berada di ladang menunggui panenan, pamanku juga ada disawah. Dirumah tinggal Ibu, kak Belas, Kak Thres, dan adik Sofi dan Dami, tepat tengah malam nenek mengalami sakratul maut, ia mau agar ayah dan pamanku segera dating.

Ditengah pekatnya malam, tidak ada yang dapat kami lakukan apalagi kami tinggal di dusun yang kanan kiri masih sangat sepi. Hingga dengan segala keberanianku memutuskan untuk memanggil ayah dengan menempuh perjalanan 4 kilometer dari rumah menyusuri hutan dan semak belukar.” Aku harus kuat” kataku dalam hati. “Engkau tidak sendiri, jangan takut” bisik suara lembut sekali tepat di telingaku saat aku dalam perjalanan. Aku melangkah dengan pasti dan berani. Membangunkan ayahku didangau ladang kami dan mengajaknya pulang.

“Nenek mau mati “ kataku polos. Ayah hanya mengangguk tenang. Saya dapat merasakan kepedihan di raut muka ayaku. Dia tidak dapat begitu saja melepas nenek yang sudah menghabiska tiga perempat usia hidupnya bersama ayah. Nenekku sudah berusia 91 tahun kala itu.

Tiba dirumah. Nenek masih sempat menitipkan pesan kepad ayah, bunda dan juga kami. Nenek sangat menyanyangi kami. Dan sepertinya dia akan baik-baik saja setelah itu. Kami akhirnya tidur setelah pukul 3 pagi.

Hari senin, hari pertama aku sekolah. Kak. Thres dan adiku Sofi sudah lebih dulu berangkat kesekolah sementara aku karena terlambat hendak berangkat kemudian. Setelah aku mengenakan serangam sekolahku aku hendak pamit kepada nenek yang tengah duduk bersandar di tempat tidurnya. “nek. Aku berangkat dulu ya.” Pamitku. Tapi nenek rupanya menahan dan berkata nanti saja. "Jalannya kan belum ramai." katanya.

Aku lalu duduk sambil merangkul tubuhnya yang ringkih di balut kulit yang keriput. Aku mencium tangan dan keningnya. Saat itu juga aku menteskan air mata. Air mata perpisahan antara aku dan nenekku. Air mata yang selalu mengingatkanku kan cinta nenek kepadaku. Air mata yang memisahkan aku dan nenekku. Nenekku mati dalam pelukanku. Hingga aku menulis ini aku tetap meneteskan air mata. Selamat jalan nenek Rosa. Mawar yang selalu memberikan keharuman didiriku.

01 Maret 2009

George Carlin mengatakan....

Paradoks dalam zaman di masa hidup kita adalah
bahwa kita memiliki gedung-gedung yang lebih tinggi tetapi kesabaran yang pendek,
jalan bebas hambatan yang lebih lebar tetapi sudut pandang yang lebih sempit.

Kita mengeluarkan uang lebih banyak, tetapi memiliki lebih sedikit;
kita membeli lebih banyak, tetapi menikmati lebih sedikit.

Kita memiliki rumah yang lebih besar dan keluarga yang lebih kecil,
lebih nyaman, tetapi waktu yang lebih sedikit.

Kita memiliki lebih banyak gelar, tetapi logika yang lebih sedikit;
lebih banyak pengetahuan, tetapi penilaian yang lebih sedikit;
lebih banyak ahli, tetapi lebih banyak masalah;
lebih banyak obat-obatan, tetapi kesehatan yang lebih sedikit.

Kita minum dan merokok terlalu banyak,
meluangkan waktu dengan terlalu ceroboh,
tertawa terlalu sedikit, menyetir terlalu cepat,
marah terlalu besar, tidur terlalu larut,
bangun terlalu lelah, membaca terlalu sedikit,
menonton TV terlalu banyak, dan berdoa terlalu jarang.

Kita telah melipatgandakan barang milik kita, tetapi mengurangi nilai kita.

Kita terlalu banyak berbicara, terlalu jarang mencintai,
dan terlalu sering membenci.
Kita telah belajar bagaimana mencari uang, tetapi bukan kehidupan.

Kita telah menambah tahun-tahun dalam hidup kita,
tetapi bukan kehidupan dalam tahun tahun tersebut.

Kita telah mencapai bulan,
tetapi memiliki masalah dalam menyeberang jalan dan
menemui tetangga baru.

Kita telah mengalahkan luar angkasa, tetapi bukan dalam diri kita.

Kita telah melakukan hal-hal besar, tetapi bukan hal-hal yang lebih baik.

Kita telah membersihkan udara, tetapi mengotori sang jiwa.

Kita telah mengalahkan atom, tetapi bukan rasa diskriminasi.

Kita menulis lebih banyak, tetapi mempelajari lebih sedikit.
Kita berencana lebih banyak, tetapi mencapai lebih sedikit.

Kita telah belajar untuk terburu-buru, tetapi bukan menunggu.
Kita membuat lebih banyak komputer untuk menampung lebih banyak informasi,
menghasilkan fotocopy yang lebih banyak,
tetapi kita berkomunikasi semakin lebih sedikit.

Ini adalah zaman dimana makanan siap saji dan pencernaan yang lambat,
orang besar dengan karakter yang kecil,
keuntungan yang tinggi dan hubungan yang renggang.

Ini adalah zaman dimana ada dua penghasilan tetapi lebih banyak perceraian,
rumah yang lebih mewah tetapi keluarga yang berantakan.

Ini adalah zaman dimana perjalanan dibuat singkat,
popok sekali pakai buang, moralitas yang mudah dibuang,
hubungan satu malam, berat badan berlebihan,
dan pil-pil yang melakukan segalanya dari menceriakan,
menenangkan, sampai membunuh.

Ini adalah zaman dimana banyak barang di etalase showroom
dan tak ada stok dalam ruang persediaan.
Zaman dimana teknologi dapat menyampaikan surat ini kepada Anda,
dan zaman dimana Anda dapat memilih apakah Anda akan berbagi renungan ini,
atau hanya tekan “hapus”…

Ingatlah,
luangkan lebih banyak waktu dengan orang yang Anda kasihi,
karena mereka tidak akan ada selamanya.

Ingatlah,
ucapkan kata yang baik kepada orang yang memandang Anda dengan ketakutan,
karena si kecil tersebut akan segera tumbuh besar dan meninggalkan Anda.

Ingatlah,
beri pelukan hangat kepada orang di sisi Anda,
karena itulah satu-satunya harta yang dapat Anda berikan dengan hati
dan tidak membutuhkan biaya.

Ingatlah,
katakan “saya menyayangimu”
kepada pasangan Anda dan orang yang Anda kasihi, tetapi dengan penuh makna.
Ciuman dan pelukan akan memperbaiki luka ketika
dilakukan dari lubuk hati yang paling dalam.

Ingatlah,
bergandeng tangan dan nikmati saat itu
karena suatu hari orang tersebut tidak akan ada lagi.

Berikan waktu untuk mencintai,
berikan waktu untuk berbicara!
Dan berikan waktu
untuk berbagi pikiran-pikiran yang berharga di benak Anda.

DAN INGATLAH SELALU:
Hidup tidak diukur oleh jumlah nafas kita,
tetapi oleh saat-saat yang menghabiskan nafas kita.


www.asetshare.com