Mutiara Kata Hari Ini

Hari yang paling disia-siakan adalah hari saat kita tidak tertawaSebastian Roch Nicolas Chamfort.

04 November 2009

Sajak Negeri Para Bedebah

Kemarin saat banyak orang mengutuk aksi Polisi terhadap KPK... yang samapai mengatakan buaya versus cicak... saya sunggu tertarik sama sajak yang dibacakan Adhie Masardi... jujur saya sangat tertarik akan sajak ini bukan karena dibaca pada saat Bangsa sedang mengalami krisis kepercayaan kepada para elit bangsa ini... tetapi lebih karena cermin bangsa ini terkupas jelas dalam sajak yang menggugat negeri para bedebah... berikut sajaknya.....


Oleh : Adhie M Massardi

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit, burung-burung kondor menjatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah ?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau menjadi kuli di negeri orang
Yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila melihat negeri dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan.




CATATAN :
Sajak ini dibacakan di halaman kantor KPK
sebagai bagian dari aksi keprihatinan nasional untuk KPK
Senin 02 November 2009

12 komentar:

  1. Ini puisi sangat pas dengan situasi negeri ini.
    Semoga terselamatkan Negeri ini.

    BalasHapus
  2. Asli ini puisi terkeren yg pernah gw dengar,, pas diucapkan sama Bpk.Adhie Masardi

    tadi saya juga lihat lagi di televisi,,
    umm...

    memang bener bgt yg kita rasakan di negara ini tuh seperti itu kondisinya,,

    BalasHapus
  3. @Phonank: dibaca saat situasi yang pas bgt...
    semoga sadar para bedebah itu...

    BalasHapus
  4. Andai Kala itu diperkanankan aku memilih
    dimana tempat aku ingin lahirkan mungkin aku akan berkata "Ya Tuhan...Lahirkanlah aku ditempat dimana Adam Dan Hawa dilahirkan... Tempat dimana banyak bidadariyang mengiringi tempat dimana tidak ada kehancuran karena kedzaliman.

    Andai kala itu diperkenankan untuk terlebih dahulu membuat syarat kelahiranku maka aku akan berkata " Wahai ibuku akankah aku lahir ditempat yang tanpa kedzaliman yang tampak...

    Tapi itu tidak terjadi aku tetap lahir di negeri ini. Negeri yang dijejali insan yang tak pernah mau mengenal bahwa adab Ilahi itu lebih kejam dari kedzalimannya.

    Disini aku lahir dan mungkin nanti akan mati.

    BalasHapus
  5. Salam kenal Saudaraku..
    Makasih sdh sudi mampir ke blog kami.
    biar bagaimanapun jua rupa negeri ini, hanya kita warga negaranya yg akan merubah itu semua & mau dibawa kemana Republik ini, itupun jg dari warga negaranya sendiri.
    TUHAN hy bisa berkata "terserah padamu"..

    -salam anak negeri-

    BalasHapus
  6. Duh seperti itukah negeri bedebah itu.. semoga aja negeri tercintaku tak termasuk negeri bedebah...

    BalasHapus
  7. Walau dulu aku biasadan mesra amat dengan bumi itu
    Namun kini tak berani aku mengatakan ia aku masih kenal ia
    Parahnya darah mudah bernanah dihati hati wira
    Ingin rasanya aku kembali kerap berkunjung kesana
    untuk lebih dekan, mengkaji dan mengenali sebenarnya
    Namun aku kini lemah dat tak punya libihan upaya
    Pun begitu aku tetap akan kerap berkunjung kalian di maya.
    Salam.

    BalasHapus
  8. sesuai banget mas dengan kondisi bangsa kita saat ini..

    moga deh bangsa Indonesia dapat lebih baik lagi :)

    Go INDONESIA..aku mendukungmu..

    BalasHapus
  9. Memang setiap era seyogyanya kita sempat memotretnya, untuk nanti bisa dijadiakn sarana evaluasi.
    Tapi sayang para petinggi kita sudah mati hati...
    Hatinya sudah tertutupi....
    Tertutup oleh ambisi-ambisi lain yang sukar dimengerti..
    Kita memang sudah jadi bangsa yang tersesat....
    Petunjuk yang pernah diturunkan Allah SWT dahulu sudah habis tergulung oleh kemunafikan massal.......

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda disini.
Komentar yang tidak sesuai dengan isi topik pembicaraan dan yang berbau sara serta menyerang pihak lain akan dihapus. Saya akan mengunjungi anda kembali.... Terima kasih.