Mutiara Kata Hari Ini

Hari yang paling disia-siakan adalah hari saat kita tidak tertawaSebastian Roch Nicolas Chamfort.

31 Oktober 2008

DENAS rekomendasikan Keterlibatan Orang Muda dalam SSV

“Setiap Dewan Daerah SSV se Indonesia wajib membentuk konferensi Orang Muda dan memberikan tempat didalam kepengurusan konferensi maupun Dewan.” Demikian rekomendasi hasil Rapat Tahunan SSV Indonesia.

Selain rekomendasi untuk pembentukan konferensi kaum muda di berbagai Dewan Daerah SSV se Indonesia Dewan Nasional yang diadakan tanggal 4-6 Juli 2008 di rumah retret Domus Mariae Sarangan Magetan juga merekomendasikan beberapa perubahan pada draft anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang akan diperbaiki pada Pertemuan Nasional SSV Indonesia tahun 2010 nanti.

Pertemuan yang dihadiri oleh para utusan dari Dewan Wilayah maupun Dewan Daerah SSV se Indonesia ini juga mengevaluasi kinerja dewan dan konferensi. Dibagi dalam beberapa sesi yang . tanggal 4 Juli seusai misa pembukaan, peserta diajak melihat kemabli nilai-nilai yang terkandung dalam aturan-aturan hidup Serikat Santo Vinsensius, yang dibawakan oleh Rm. Anthonius Sad Budianto, CM pastor pembimbing rohani Dewan Nasional SSV Indonesia. Dalam sesi ini Rm. Sad, demikian beliau disapa menekankan pentingnya kesadaran akan panggilan sebagai Vinsensian. “Panggilan dari Vinsensian adalah mengikuti Kristus untuk melayani mereka yang membutuhkan dan dengan demikian memberikan kesaksian tentang belaskasih dan cinta-Nya yang membebaskan.” Tandas beliau.

Panggilan yang sama yang meberikan spirit baru dalam kehidupan kita dalam menghayati iman. “Quid Nunc Christus, jika Kristus ada pada saat ini, apa yang akan kuperbuat?” demikian mantan Profinsial Congregasi Misi ini menirukan kata-kata St. Vinsensius. Sehingga dari hari kehari Vinsensian menemukan cara-cara kreatif mewujudkan kasihnya untuk menanggapi kebutuhan orang miskin seperti kata santo Vinsensius sendiri, “kasih snantiasa kreatif dan menemukan jalan.” “Karena orang yang murah hati bukan tidak ada tetapi jembatan menuju kesana yang tidak ada, kita sebagai Vinsensia harusnya menjadi jembatan antara orang kaya dan miskin.” Lanjut beliau. Kerasulan Serikat Santo Vinsensius juga sedapat mungkin mengerakan kaum muda untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan konferensi. “karena apapun juga kita yang tua sebentar lagi akan dibatasi oleh kebugaran fisik, orang muda dengan idealisme dan agresifitasnya dapat membangun Serikat ini dijalan yang lebih baik.” Tegas beliau yang menekankan pentingnya regenerasi dan kaderisasi dalam serikat.

Selanjutnya dalam sesi evaluasi kegiatan Konferensi dan Dewan, ketua Dewan Nasional SSV Indonesia, Bapak. Alfonso Nainggolan menekankan pentingnya tertib organisasi dan administrasi. “Laporan-laporan dari konferensi sebaiknya dikirimkan setiap tiga bulan, sebagai bahan monitoring keaktifan suatu konferensi atau dewan. Tidak disimpan” tegas beliau. Lebih lanjut beliau juga menekankan pentingnya kita kemabli kepada panggilan Vinsensian yakni untuk melayani. “jelas sekali bahwa visi SSV Indonesia adalah pelopor Gereja kaum miskin. SSV harus keluar dari lingkup gereja dan menemukan orang-orang kecil dan lemah untuk dibantu.” Tegas beliau dengan logat Batak yang kental.

Hari kedua Pertemuan tahunan ini peserta diajak untuk melihat kembali Anggaran Dasar Serikat Santo Vinsensius sebagai tolok ukur karya pelayanan SSV Indonesia. Dan salah satu poin yang penting adalah perubahan nama Serikat Sosial Vinsensius menjadi Serikat Santo Vinsensius dimana nama ini lebih umum dan dipakai oleh Serikat Santo Vinsensius diseluruh dunia. Sesi keakraban pada malam harinya diisi dengan bernyanyi dan berjoget gembira.

Pada hari ketiga sebelum diadakan misa penutupan terlebih dahulu ada sesi dari hati kehati, Dewan Daerah, Dewan Wilayah dan Dewan Nasional saling mensharingkan pengalaman dan berkeluh kesah mengenai karya pelayanan yang ada di dewan maupun konferensi sendiri. Ketua Dewan Nasional sempat menitikan air mata melihat banyak konferensi dan dewan yang kurang bersemangat dalam karya dan laporan administrasi. Selain itu banyaknya konferensi yang tidak aktif menjadi keprihatinan sendiri. Maka rekomendasi Pertemuan Tahunan ini megehendaki agar Setiap Dewan Daerah SSV se Indonesia wajib membentuk konferensi Orang Muda dan memberikan tempat didalam kepengurusan konferensi maupun Dewan. Sedangkan Rm. Sad Budianto dalam Kotbah misa penutupan menekankan pentingnya pemberdayaan orang muda dalam karya SSV. “Bagaimanapun SSV adalah karya Sosial yang diprakarsai oleh orang muda, sudah selayaknya semangat orang muda terus membakar dalam karya SSV bagi orang miskin” ajaknya. (marianus) dimuat juga di Jubilium Edisi Agustus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda disini.
Komentar yang tidak sesuai dengan isi topik pembicaraan dan yang berbau sara serta menyerang pihak lain akan dihapus. Saya akan mengunjungi anda kembali.... Terima kasih.