Mutiara Kata Hari Ini

Hari yang paling disia-siakan adalah hari saat kita tidak tertawaSebastian Roch Nicolas Chamfort.

11 Mei 2009

Saya 100 VS Tukang Becak 1000 (kalah telaaaaak!!!)



Kemarin saya makan bersama teman-teman di sebuah warung pinggir jalan di Pasar Kupang, Surabaya. Disini tempatnya sangat rame bukan karena pasarnya tetapi karena disini pertigaan padat menuju tempat prostitusi tekenal seantero Asia Tenggara. Dolly.

Sedang asyik-asyik makan, pertama datanglah seorang meminta sumbangan kayaknya dikotak sumbangan tertulis untuk sebuah masjid di sekitar Benowo. Gak tau masjid apa... Seperti biasa saya merogoh saku celanaku mengambil recehan 500an dan saya masukan ke Kotak sumbangan yang disediakan.

Yang kedua, datanglah seorang pengemis tepatnya peminta-minta. agak jengkel emang. sedang makan kog diganggu terus. "temanku yang satunya mengatakan bang kalau pingin makan tanpa ada orang ganggu silahkan direstoran, dijamin aman" celetuknya. Saya lalu menimpali "lawas mas." (maksudnya mesti aja/gak usah ngomong)"lek disini ya ngini iki mesti ae onok ae wong sing ngamen ta, njaluk ta, namae wong nggolek urip." lajutnya lagi.

Saya sudah tidak memperhatikan omongannya, tatapan mata saya tertuju kepada seorang tukang becak yang sedari tadi menunggu penumpang tapi kayaknya gak ada. Dia lulu didatangi oleh pengemis tadi. Dan dia memberikan 1000 rupiah buat pengemis tadi. saya rasanya ditampar bolak-balik. Sakiiit. Sakit sekali. badan ini memang tidak lebam tapi hati ini membiru, malu, maluuuu sekali. Saya yang masih muda, bekerja baik dan mendapat rejeki yang lebih baik toh disaat harus memberikan Rp. 100 dipikir sampai 100 kali. Situkang becak ini malah menurut saya tidak pernah berpikir 1000 kali untuk memberikan Rp. 1000 rupiah dari perasan keringatnya. Ironis kan?

Pulang dengan masih berpikir, kenapa saya koq sulit bermurah hati? say pernah mendengar bacaan Kitab Suci dihari minggu tentang seorang janda tua dan seorang juragan kaya raya. Sang Juragan dengan pongahnya mengatakan ini Tuhan pemberian ku, buah dari kerjakerasku dan segala macam kata yang menyomongkan diri. sementara janda tua memberi dari kekurangannya. Dengan segala keendahan hati. sungguh luar biasa. Lalu dengan saya? Saya mestinya harus belajar banyak dari Kejadian di Kitab Suci dan Tukang becak yang saya lihat tadi.

16 komentar:

  1. Memang sering memberi dgn tulus itu sulit ya? Saat ini aku jg merasa bimbang. Ada saudara yg sangat bth dana tuk biaya operasi. Aku memiliki jumlah itu, tp kalo aku berikan, lalu suatu saat aku membutuhkannya, gimana ya? Itulah yg kerap jd dilema, ya? Terus terang aku jg belum mampu tuh merelakan 1000-ku seperti tukang becak itu...

    BalasHapus
  2. berbagi (sebenarnya) nggak pernah rugi, apalagi didasari dengan suatu keikhlasan. jauh lbh baik memberi 1000 tp ikhlas, drpd 10000 pake nggerundel. bgmn pun, artikel ini telah memberikan satu pencerahan bagi saya, karena saya pun sering nggak rela memberikan recehan di kantong bagi org2 yg membutuhkannya

    BalasHapus
  3. Kita selalu perhitungan bahkan berpikir beribu2 kali jika harus bersedekah, padahal dalam ajaran agama saya sedekah itu tidak akan membuat kita rugi atau miskin, malah sebaliknya, semakin banyak sedekah semakin banyak kita mendapatkan gantinya.

    BalasHapus
  4. ditempat saya pengemis kadang malah punya rumah petak dan penghasilan mereka sampe 200rb perhari, nah loh....

    BalasHapus
  5. Ughh..suroboyo, nduk kono ancene uakeh wong njaluk2 rek.Onok sing ancene luwih sugih mbek sing di jaluki..!!! Tapi...sebenarnya emang memberi harusnya ga usah dipikir latar belakang dan motivasinya...Sulit...sulit...tapi tetep aja bisa..mari pelan-pelan kita kikis ego2 kita...kalo banyaktemen kan lama-lamabisa. Ya ga?

    BalasHapus
  6. Dulu aku pernah serba salah klo ada orang minta2 , klo dikasih , temen2 protes katanya nanti jadi ketagihan datang terus..., nggak dikasih kok ya kasihan...Akhirnya ya.. kalo pas ada uang ya tetap aku kasih klo pas ga ada ya aku tolak halus yg penting ga usah pakai marah

    BalasHapus
  7. @Eriskan: Thanks...

    @Nyari duit: OK

    @Fanda: kalo saya malah aneh... kalo untuk keluarga saya malah gak pernah mikir panjang.

    @Sukarno: ya... seharusnya! seperti itu...

    @Raini: ho oh..

    @Wiwin: ya itu tadi win... ini soal ego kita...

    @Ariel: memang kadang lebih kaya dari kita... mereka justru mencari pekerjaan dengaan mengeksploitasi diri mereka... mau gimana? rasa iba juga kadang lebih besar dari ego..

    @sayur Lodeh: Sayure senenganku.. hehehe. tapi pancen nang kini iku penertiban ga ada pengaruhnya..

    @Eel: masak mau ngutang dulu di tetangga? hehehehe

    BalasHapus
  8. beramal jariah itu sangat di anjurkan oleh agama bahkan siapa yang banyak sodaqohnya nanti dia punya tabungan amal kebaikan diakherat kelak dan juga sodaqoh itu bisa menghindarkan dari mara bahaya.

    BalasHapus
  9. bener banget, kadang saya juga marah kalo diminta-m,inta. apalagi klo orangnya masih muda dan sehat. saya lebih menghargai pemulung daripada pengemis coz kayanya pengemis tu ga ada usaha untuk hidup. hanya bergantung dari belas kasihan orang saja

    BalasHapus
  10. wah... untung sempet ngeliat tukangnya ngasi sedekah.. ^^ itu artinya uda diingetin, bersyukur2.. :D

    BalasHapus
  11. diambil hikmahnya aja sob, lain kali coba untuk lebih dermawan dan ikhlas :)

    BalasHapus
  12. wah mending duitnya buat beli kerupuk daripada dikasih orang..

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda disini.
Komentar yang tidak sesuai dengan isi topik pembicaraan dan yang berbau sara serta menyerang pihak lain akan dihapus. Saya akan mengunjungi anda kembali.... Terima kasih.