Mutiara Kata Hari Ini
31 Oktober 2008
Tentang Panas
pecahkan karang batu pantai...
riuh disana suara insan
berpadu bersama suara ombak...
disini panas bagai terbakar
pohon meranggas tak berdaun
disana batu meringis
merobek telapak telanjang pak tua
tanah garing damba air
haus menanti tetes embun telah berakhir
perkosa alam itu wajar
yang tak wajar kau tak tahu balas budi
biar bumi tak terbelalak menatap murka
manusia yang tamak
balekambang, 29-9-08
Tentang Hujan
tak sanggup tuk berteduh dibawah langitmu biru
semilir angin hembuskan dingin kering
lalu raga seperti gosong
aku tinggalkan kau panas
aku tinggalkan kau angin kering
aku tinggalkan kau gersang
aku tinggalkan kau tumpakrejo
saat kaki ku ayun
saat kenangan ku lucuti disini
kau perciki aku embun surga
sedang aku berlalu ke singgasanaku tuk berlabuh
kau dinginkan panas
kau sapa basah tanah
kau beri harap tunggul tuk sembulkan tunas
kau sirami Tumpakrejo
saat aku meninggalkannya...
Karangkates, 02-9-08
20 Kata bijak Dalai Lama
2- Jika Mampu, Tolong & Bantulah Orang Lain. Jika Tidak, Setidaknya jangan mencelakan orang lain.
3- Jika kamu ingin orang lain bahagia, praktekan welas asih. Jika kamu sendiri mau bahagia, praktekan welas asih.
4- Agama saya sangat sederhana. Agama saya adalah Kebajikan.
5- Ingat !!! Tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan, kadang2 adalah sebuah berkah.
6- Kekuasaan utama mesti tidak mengutamakan alasan dan analisa kritis individu itu sendiri saja.
7- Kita bisa hidup tanpa agama dan meditasi, tetapi kita tidak bisa hidup tanpa kasih sayang sesama manusia.
8- Kita tidak akan pernah mendapatkan kedamaian diluar diri kita sendiri sampai kita damai dengan diri kita sendiri.
9- Berbuat baiklah jika memungkinkan. Sebenarnya, Itu selalu mungkin.
10- Jika kamu takut akan rasa sakit atau penderitaan, kamu seharusnya cari cara, apa yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya. Jika kamu bisa, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika kamu tidak bisa berbuat banyak, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan juga.
11- Jika kamu tidak mencintai dirimu sendiri, Kamu tidak akan bisa mencintai orang lain. Kamu tidak akan mampu. Jika kamu tidak punya welas asih terhadap dirimu sendiri, maka kamu tidak akan bisa mengembangkan welas asih terhadap orang lain.
12- Potensi seluruh manusia adalah sama. Perasaan kamu yang bilang ” Aku tidak berharga” adalah salah. Salah sama sekali. Kamu menipu dirimu sendiri. Kita semua memiliki kekuatan dalam batin kita, jadi apa yang kurang ? Jika kamu punya tekad, kamu dapat mengubah apapun. Kamu adalah guru bagi dirimu sendiri.
13- Kita mesti menyadari, Penderitaan satu orang atau satu bangsa adalah Penderitaan bagi seluruh umat manusia. Kebahagiaan satu orang atau satu bangsa adalah Kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.
14- Melalui kekerasan, kamu mungkin “mengatasi” masalah, Tetapi kamu telah “menanam” benih kemunculan masalah-masalah baru.
15- Sebagaimana kita bisa hidup di zaman sekarang, maka kita mesti juga memikirkan generasi mendatang : Sebuah lingkungan yang bersih & sehat adalah layaknya seperti sebuah hak azasi. Merupakan tanggung jawab kita kepada generasi penerus untuk menjaga bumi, melestarikan lingkungan.
16- Menaklukkan diri sendiri adalah lebih baik dari pada menaklukkan ribuan musuh dalam peperangan.
17- Ada sebuah istilah di tibet, “Musibah seharusnya dimanfaatkan menjadi sumber kekuatan”. Tidak perduli seberapa kesulitan yang kita alami, betapa menyakitkkan keadaan tersebut, Jika kita sampai kehilangan harapan, maka itu benar-benar merupakan musibah.
18- Makhluk apa pun yang berdiam di bumi, apakah manusia atau hewan, masing-masing memiliki peran, masing-masing dengan jalannya sendiri, untuk memperindah dan memperkaya dunia ini.
19- Sebuah sendok tidak dapat merasakan nikmatnya makanan. Sebagaimana orang bodoh yang tidak mengerti kebijaksanaan seseorang, walapun dia bergaul dengan orang suci.
20- Dalam memperjuangkan kebebasan, Kebenaran adalah satu-satunya senjata / pegangan.
Since we all need forgiveness, we should always be forgiving
Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya.
Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis diatas pasir :
“HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU”
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi.
Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis disebuah batu :
“HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU”
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya : “kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya diatas pasir, dan sekarang kamu menulis diatas batu ?”
Temannya sambil tersenyum menjawab :
“ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin.”
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Belajarlah menulis diatas pasir.
Since we all need forgiveness, we should always be forgiving.
***
Sudahkah anda memaafkan kerabat dekat anda yang pernah menyakiti anda ?
Orang Muda Tidak Diperhitungkan
Keadaan orang muda sekarang memang sudah berubah, mengikuti perayaan ekaristi hari minggu mereka masih aktif, tetapi tidak aktif dipengurusan Dewan atau organisasi tertentu, mudika misalnya keadaan masih naik turun. “Orang Muda misa banyak, di kepengurusan dewan tidak aktif sementara di mudika sendiri sangat tergantung oleh dinamika mudika sendiri, kadang banyak yang terlibat kadang sedikit.” Ungkap Romo Cuncun. Sementara di paroki sangat tergantung dari keadaan paroki setempat. “Ada tidak ruang untuk aktifitas mudika? Orang tua mendorong dalam hal ini dewan. Ada tidak fasilitas untuk pengembangan diri mudika?” tanya beliau. Saat ini ada keluarga, televisi, kampus, sekolah dan tempat kerja. Acara televisi lebih menarik, tuntuta kerja menumpuk, tugas sekolah atau kampus berat, waktu banyak terserap kesitu. Belum lagi lingkungan dan kemajuan tekhnologi mendorong manusia khususnya kaum muda untuk semakin individualistis. “Tetapi kita patut bersyukur masih ada sedikit orang muda bisa lolos dari cengkraman kesibukan diri sendiri dan mau melayani di Gereja.” Ujar pastor yang ditahbiskan Tahun 2002 di Paroki Hati Kudus Yesus Surabaya.
Disamping acara-acara gereja yang monoton dan statis orang lebih memilih yang dinamis dan menarik. “Gereja perlu poles diri. Perlu belajar ilmu sekuler. Perlu ilmu managemen dan marketing supaya bisa lebih menarik. Hanya moment-nya yang belum ada. ” Kata Romo Cuncun sambil menyulut rokoknya. Menyikapi keadaan orang muda tidak terlepas dari gereja yang kurang menjadi lilin ditengah masyarakat, beliau berpendapat, mungkin ada kekeliruan gereja dalam membuat green design. "pernyataan itu memang tidak ada. Tetapi melihat bahwa keadaan gereja sekarang, apa lagi orang muda rasa-rasanya Gereja sudah tidak lagi signifikan secara internal dan tidak relevan secara eksternal. Gereja tidak begitu diperhitungkan." Gereja lambat mencermati perubahan yang melesat cepat dan tidak terduga. “gereja yang harus proaktif menjaring informasi dan belajar terus menerus untuk mengantisipasi perubahan yang cepat dan tipis, artinya tipis disini tidak bernilai, dangkal.” Urai pastor kelahiran Kertosono, Nganjuk.
“Ini tidak sepenuhnya salah orang muda tetapi sistem, gereja perlu analisa sosial dan spiral pastoral." Tegas beliau. Saat semua ini berjalan orang muda ada dalam perubahan zaman yang serba cepat itu. Peran pendamping kaum muda dan orang tua sangat diperlukan. “kita tidak boleh panik, zamannya memang begini, perlu kita sadari sebagai proses. Tugas kita yang pertama adalah belajar dan terus belajar, mendorong gereja untuk lebih signifikan, menggali kesadaran diri dan rendah hati. Yang kedua mendorong orang muda untuk terus belajar rendah hati dan kreatif menyikapi perubahan.” Pesannya. Beliau juga melihat ada kesan gereja itu berada dalam dunia yang berbeda. “problem exlesiologis, gereja adalah suatu badan yang punya dimensi duniawi dan dimensi ilahi. Keadaan saat ini gereja kurang mau rendah hati, kurang mendengarkan dan tidak mau belajar dan berbenah, agar terus menerus diperbaharui." Lanjut beliau.
Pendamping orang muda disini menjadi acuan, tetap percaya diri dan yakin bahwa Tuhan tidak mebiarkan kita berjalan sendiri. “Gereja jangan sebagai candu tetapi sebagai bahan bakar untuk terus mengobarkan api. Beragama berarti terjun. Berada bersama masyarakat dan menjadi berguna dalam masyarakat.” Ajaknya dengan semangat. “Para pendamping mulai belajar akan iman yang aktual bukan iman nostalgia, situasi sekarang sudah beda dengan zaman dahulu. Ingat… masa muda adalah masa trial and error, banyak kecerobohan yang mungkin akan mereka lakukan tetapi kita sebagai pendamping atau orang tua harus berani memberikan kepercayaan kepada mereka dan berani mengampuni, agar mereka tetap mau belajar dari kesalahan dan kecerobohan yang ada selanjutnya memperbaiki diri.” Lanjut Pastor kelahiran 20 Januari 1974.
Saat orang muda berani mencoba sesuatu yang positif, orang tua harus memberikan semangat dan saat dikala mereka mengalami kegagalan peran orang orang tua sebagai pendukung sangat diperlukan untuk kembali bangkit. “kisah hidup tidak berhenti di kegagalan, harus berani bangkit seperti Kristus sendiri yang tidak menyerah pada pekanya kubur tetapi bangkit” pesannya kepada orang tua. orang tua harus siap menghadapi situasi yang tidak terbayangkan akan terjadi pada orang muda. “Tingkat kegagalan orang muda seringkali mengejutkan orang tua, mereka harus tetap diajak untuk percaya diri punya kekuatan dan layak dicintai Tuhan. Ingat pembasuhan kaki Petrus, bukan formalitas tetapi ketulusan hati karena dia adalah manusia.” Ajak romo yang juga pastor pembantu di Paroki HKY. Faktor kebanggan orang tua terhadap anak juga menjadi pagar pembatas orang muda untuk aktif. “orang tua bangga kalau anaknya berhasil, disiplin dalam studi sementara tidak ditumbuhkan dalam diri, kesadaran mengenai apa yang baik untuk orang muda. Orang muda harus kritis dan kreatif.” Saran beliau.
Mengenai apa yang bisa dilakukan orang muda untuk orang muda khususnya dari Komisi Kepemudaan sendiri beliau mengatakan ada program untuk orang muda agar lebih diperhitungkan, hanya kita perlu analisa. Itu yang selama ini belum ada dalam tradisi kita. Program yang akan dibuat juga pasti tidak dapat mewakili kebutuhan semua orang muda itu sendiri. Untuk saat ini Komisi Kepemudaan konsen ke pengembangan jaringan dan kesadaran pentingnya nilai. Pembangunan karakter dan sikap itu yang diutamakan dari pada kompetensi orang perorangan itu sendiri. Komisi kepemudaan lebih membuka diri pada inisiatif melalui proses pendampingan sehingga apa yang dilakukan berdasar pada pengakuan akan nilai-nilai yang diperjuangkan. “Keterampilan jaringan dan nilai-nilai apa yang harus kita bela. Kerjasama, kedisiplinan dan tanggung jawab itu idealnya tetapi dalam proses kearah situ ada kegagalan kita harus berani hadapi itu, sembari belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.” Tuka pastor yang setelah ditahbiskan menjadi pastor pembantu di paroki Ngawi. “Peran pendamping sangat penting. Lebih cerdas dan belajar lebih banyak.” Lanjut beliau.
Tetapi untuk sekarang keberhasilan suatu program masih banyak dipengaruhi oleh seberapa orang yang terlibat. “Masih terpengaruh oleh kegiatan masal. Komkep mempertegas program jaringan dan penanaman nilai-nilai hidup. Untuk apa mengumpulkan banyak orang muda kalau nilainya tidak ada, lebih baik sedikit tetapi maksimal. Sesekali mungkin perlu tetepi tetap harus ada nilai apa yang akan kita dapatkan.” Kata beliau. “see, judge, and act. Kita dapat berorientasi pada hasil yang akan didapat, tetapi perjalanan menuju kesana jauh lebih penting dari sekedar hasil. Bagi panitia kesadaran akan nilai jauh lebih penting. Bagaimana mengolah aksi menjadi entertain yang kreatif dan berbasis nilai, dan ini yang kiranya didapatkan oleh peserta.” Lanjut pastor yang menjabat sebagai moderator Komisi Kepemudaan sejak tahun 2007 ini berharap. (marianus) tulisan ini juga dimuat di Buletin Yubilium Keuskupan Surabaya edisi Agustus.
DENAS rekomendasikan Keterlibatan Orang Muda dalam SSV
Selain rekomendasi untuk pembentukan konferensi kaum muda di berbagai Dewan Daerah SSV se Indonesia Dewan Nasional yang diadakan tanggal 4-6 Juli 2008 di rumah retret Domus Mariae Sarangan Magetan juga merekomendasikan beberapa perubahan pada draft anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang akan diperbaiki pada Pertemuan Nasional SSV Indonesia tahun 2010 nanti.
Pertemuan yang dihadiri oleh para utusan dari Dewan Wilayah maupun Dewan Daerah SSV se Indonesia ini juga mengevaluasi kinerja dewan dan konferensi. Dibagi dalam beberapa sesi yang . tanggal 4 Juli seusai misa pembukaan, peserta diajak melihat kemabli nilai-nilai yang terkandung dalam aturan-aturan hidup Serikat Santo Vinsensius, yang dibawakan oleh Rm. Anthonius Sad Budianto, CM pastor pembimbing rohani Dewan Nasional SSV Indonesia. Dalam sesi ini Rm. Sad, demikian beliau disapa menekankan pentingnya kesadaran akan panggilan sebagai Vinsensian. “Panggilan dari Vinsensian adalah mengikuti Kristus untuk melayani mereka yang membutuhkan dan dengan demikian memberikan kesaksian tentang belaskasih dan cinta-Nya yang membebaskan.” Tandas beliau.
Panggilan yang sama yang meberikan spirit baru dalam kehidupan kita dalam menghayati iman. “Quid Nunc Christus, jika Kristus ada pada saat ini, apa yang akan kuperbuat?” demikian mantan Profinsial Congregasi Misi ini menirukan kata-kata St. Vinsensius. Sehingga dari hari kehari Vinsensian menemukan cara-cara kreatif mewujudkan kasihnya untuk menanggapi kebutuhan orang miskin seperti kata santo Vinsensius sendiri, “kasih snantiasa kreatif dan menemukan jalan.” “Karena orang yang murah hati bukan tidak ada tetapi jembatan menuju kesana yang tidak ada, kita sebagai Vinsensia harusnya menjadi jembatan antara orang kaya dan miskin.” Lanjut beliau. Kerasulan Serikat Santo Vinsensius juga sedapat mungkin mengerakan kaum muda untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan konferensi. “karena apapun juga kita yang tua sebentar lagi akan dibatasi oleh kebugaran fisik, orang muda dengan idealisme dan agresifitasnya dapat membangun Serikat ini dijalan yang lebih baik.” Tegas beliau yang menekankan pentingnya regenerasi dan kaderisasi dalam serikat.
Selanjutnya dalam sesi evaluasi kegiatan Konferensi dan Dewan, ketua Dewan Nasional SSV Indonesia, Bapak. Alfonso Nainggolan menekankan pentingnya tertib organisasi dan administrasi. “Laporan-laporan dari konferensi sebaiknya dikirimkan setiap tiga bulan, sebagai bahan monitoring keaktifan suatu konferensi atau dewan. Tidak disimpan” tegas beliau. Lebih lanjut beliau juga menekankan pentingnya kita kemabli kepada panggilan Vinsensian yakni untuk melayani. “jelas sekali bahwa visi SSV Indonesia adalah pelopor Gereja kaum miskin. SSV harus keluar dari lingkup gereja dan menemukan orang-orang kecil dan lemah untuk dibantu.” Tegas beliau dengan logat Batak yang kental.
Hari kedua Pertemuan tahunan ini peserta diajak untuk melihat kembali Anggaran Dasar Serikat Santo Vinsensius sebagai tolok ukur karya pelayanan SSV Indonesia. Dan salah satu poin yang penting adalah perubahan nama Serikat Sosial Vinsensius menjadi Serikat Santo Vinsensius dimana nama ini lebih umum dan dipakai oleh Serikat Santo Vinsensius diseluruh dunia. Sesi keakraban pada malam harinya diisi dengan bernyanyi dan berjoget gembira.
Pada hari ketiga sebelum diadakan misa penutupan terlebih dahulu ada sesi dari hati kehati, Dewan Daerah, Dewan Wilayah dan Dewan Nasional saling mensharingkan pengalaman dan berkeluh kesah mengenai karya pelayanan yang ada di dewan maupun konferensi sendiri. Ketua Dewan Nasional sempat menitikan air mata melihat banyak konferensi dan dewan yang kurang bersemangat dalam karya dan laporan administrasi. Selain itu banyaknya konferensi yang tidak aktif menjadi keprihatinan sendiri. Maka rekomendasi Pertemuan Tahunan ini megehendaki agar Setiap Dewan Daerah SSV se Indonesia wajib membentuk konferensi Orang Muda dan memberikan tempat didalam kepengurusan konferensi maupun Dewan. Sedangkan Rm. Sad Budianto dalam Kotbah misa penutupan menekankan pentingnya pemberdayaan orang muda dalam karya SSV. “Bagaimanapun SSV adalah karya Sosial yang diprakarsai oleh orang muda, sudah selayaknya semangat orang muda terus membakar dalam karya SSV bagi orang miskin” ajaknya. (marianus) dimuat juga di Jubilium Edisi AgustusMutiara Kata Hari Ini
24 Oktober 2008
Hidup Itu Sederhana
tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
* Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
* Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik." Ibu menjawab: "Mengapa?"
Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."
* Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
* Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."
Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."
*Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala
sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Kotak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah." Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
* Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."
* Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah
dan memiliki secukupnya saja.