Mutiara Kata Hari Ini

Hari yang paling disia-siakan adalah hari saat kita tidak tertawaSebastian Roch Nicolas Chamfort.

09 Juni 2009

AIDS Renggut Nyawa Susi

Hari Jumat 5 juni yang lalu setelah menikmati malam bersama hiruk pikuk dan riuh rendah suara anak muda di sekitar Taman Bungkul, bersama Hadi saya menyusuri dinginya malam kota ini. Saat itu waktu menunjukan pukul 21.30. Malam ini kami berencana menuju Rumah Sakit dr. Sutomo. Bukan tanpa alasan, 2 minggu yang lalu Hadi pernah meminta saya untuk mencarikan seorang dokter untuk memeriksakan seorang yang katanya dalam keadaan sakit parah. Saya tidak sempat melakukan itu. Disamping dokter yang saya hubungi sedang banyak acara, saya sendiri juga masih sangat sibuk. Kesempatan untuk mengunjungi akhirnya datang juga, tetapi kali ini saya tidak mengunjugi dirumahnya melainkan dirumah sakit tepatnya UPIPI. tahu kan ruang apa itu..? UPIPI adalah Unit Perawatan Intensif Penyekit Infeksi, kalau salah tolong diperbaiki!

Menyusuri Lorong Rumah sakit terbesar di Jawa Timur kita seolah berada di stasiun Kereta Api, Banyak sekali orang-orang yang tidur-tiduran di sepanjang teras rumah sakit atau mereka yang hanya duduk-duduk sambil bercerita. Pemandangan yang tidak elok tapi apa mau dikata.

Kembali ke kunjungan untuk orang sakit tadi. Saya tiba tepat pukul 22.00 disana, langsung menuju tempat tunggu perawat. malam itu ada dua orang perawat dan satu orang dokter jaga yang harus melayani 4 kamar, Satu kamar berisi 12 0rang itu kalau tidak membludak. Kami bertanya mengenai kondisi terakhir pasien yang hendak kami kunjungi. Oh ya.. nama pasiennya Susi, Pasien ini asli Surabaya telah menikah setahun yang lalu dengan pria Makasar hingga dikaruniai seorang bayi mungil berumur dua bulan. Entah setan apa yang merasuk atau karena alasan lain yang tidak dapat kami mengerti, beberapa bulan belakangan beliau sering dipukuli oleh suaminya dan akhirnya oleh para tetangganya demi melihat penderitaannya, ia lalu dipulangkan ke Surabaya dengan biaya yang dihimpun oleh para tetangganya.

Bukannya kebahagian yang menghampiri setelah dekat dengan keluarga dan orang tua, malah sebaliknya beliau divonis tinggal menuggu mati. "kamu itu tinggal tunggu mati, jadi gak usah macam-macam." ini perkataan dari seorang ibu tirinya. alhasil beliau bersama anaknya ditempatkan dalam satu kamar dengan segala keterbatasannya mengurus sendiri kebutuhannya harian. Tentu ini sangat memberatkan disamping kondisi tubuhnya yang terus digrogoti penyakit dan tubuh krempengnya semakin kering.

Anjuran saya sebelum pergi ke Malang agar dia segera dibawa kerumah sakit. "Soal biaya mungkin kita bisa menggalang dana yang sekiranya bisa untuk mengurus adminsitrasi sebelum mendapatkan Askin.yang penting dia ada yang merawat." kataku waktu itu. Pak Herman dan mbak Rosa akhirnya membawa beliau kerumah sakit dr. Sutomo sementara keluarga seolah tidak merespon dengan baik.

Hingga malam saat ia meregang nyawa tepat didepanku, pihak keluarga tidak ada yang menunggu. "Duh... Tuhan terimalah dia disisi-Mu.." bisikku lirih dalam hati. Dokter jaga malam itu yang begitu cantik berusaha dengan memompa dada pasien akhirnya mengatakan "Susi sudah selesai". Sementara Hadi yang kelihatan bingung menghubungi Pak Herman untuk mengabarkan ke pihak keluarga.

Kami lalu berkonsultasi dengan para perawat disitu apa yang harus kami lakukan atau sebaiknya kami lakukan. Termasuk berpikir bagaimana kalau pihak keluarga akhirnya tidak mau menerima jenasah beliau. Syukurlah tepat jam 24 malam pihak keluarga datang dan membereskan Jenasah Susi. Tanpa ada sepatah kata ucapan terima kasih dari keluarga kami akhirnya pulang tepat pukul 01.00 dinihari. Pemandangan yang tidak lucu.

ada sekilas cerita pilu mengenai ruang UPIPI ini. pemandangan yang sangat aneh bagi saya, bagaimana malam itu saya menyaksikan Tubuh-tubuh kurus-kisut kering dan mata cekung memandang seolah memohon belas kasihan tetapi dari siapa...? saya bingung malam itu. Mereka yang disini umumnya terkena penyakit yang sangat mematikan yakni AIDS... tahukan? rata-rata umur mereka 30 tahun. diantara mereka ada seorang ibu berumur sekitar 50 tahun memdapat penyakit mematikan ini dari transfusi darah, Ada seorang wanita umurnya 20 tahun dia adalah anak jalanan, dulu saya pernah ikut-ikutan teman relawan untuk anak jalanan dan saya mengenal salah-satu yang menunggu. Entah dia mendapat penyakit ini dari mana, yang ini si anak sudah tidak diterima oleh orang tuannya. Kasihan kan?

Ada lagi seorang anak muda umurnya saya tebak sekitar 25 tahun masih sangat segar... dia baru masuk siang tadi belum mendapat kamar dan tergolek tegang di lorong rumah sakit. dari parasnya dia seolah sangat tertekan dengan keadaannya.

Saya yakin siapapun dari kita yang masuk ruangan ini tidak tega melihat mereka meregang nyawa disini. "Paling lama 2 hari lah mas setelah itu kukut." kata anak muda yang menunggu temannya. "iya.. biasanya yang datang kesini adalah mereka-mereka yang sudah stadium 4. sudah sangat parah penyakitnya. Syukur kalau bisa kembali kuat mereka akan menjadi orang-orang yang bisa menyadarkan teman-teman lain. tetapi ini sedikit." Kata rekannya.

Malam itu saya mendapatkan banyak hal. yang pertama: Stiker AIDS yang saya pasang di spakbor sepeda saya mungkin bisa mengkampanyekan Bahaya AIDS. kedua: Orang dengan AIDS tidak sepantasnya kita singkirkan, mereka butuh tangan-tangan kita untuk menguatkan bukan mematikan semangat mereka. ketiga: Aku bersyukur memiliki orang tua yang sangat baik bagi saya sehingga saya tidak perlu terjerumus ke lembah kelam ini.

5 komentar:

  1. Satu hal yang aku sangat prihatin dengan para korban aid, banyak dari mereka yang tidak bersalah , namun cap negatif yang sama, senantiasa termeterai di dahinya
    Ada syair lagu yang sangat aku suka utk solisaritas dan pembangkit semangat penderita AID, dulu dinyanyikan Uthe:
    "..Kudatang sahabat bagi jiwa,
    saat batin merintih usah kau lara sendiri,
    masih ada asa tersisa
    Letakkanlah tanganmu diatas bahuku...,
    biar terbagi beban itu dan tegak dirimu..,
    di depan sana cahya kecilpun memandu,
    tak hilang arah kita bersama menghadapinya...

    BalasHapus
  2. Miris ya kalo ngeliat perlakuan masyarakat yg menganggap AIDS itu 'najis'. Hebat pelajaran yg kamu dapat hari itu!

    BalasHapus
  3. #Badrun: Thanks...

    #Eel's: Aku juga suka lagu ini... ini lagu Klaproject kalo gak salah...
    semoga kita yang mengerti bisa menerima mereka dan menolong mereka sebisa kita.

    #Fanda: aku juga miris Fand... yang hebat adalah yang menggerakan hati saya.. saya tidak ada apa-apanya...

    BalasHapus
  4. sedih dan haru dengan penderitaan susi, turut berduka, salam dari jauh sob, mampir y tempatku http://patahatiku.blogspot.com

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda disini.
Komentar yang tidak sesuai dengan isi topik pembicaraan dan yang berbau sara serta menyerang pihak lain akan dihapus. Saya akan mengunjungi anda kembali.... Terima kasih.