Maaf kalau ada teman yang berbadan gendut membaca tulisanku ini. Bukan untuk mengdeskreditkan atau sentimen dengan orang gendut tapi hanya mau bagi-bagi saja pengalaman saya dengan orang gendut.
Saya sebernarnya sudah lama berjumpa dan berteman dengan orang gendut. Melihat postur ereka yang bongsor tentu satu hal yang ada dalam pikiran saya, mereka itu kelebihan gizi kaleee.... dan kayaknya easy going gitu. tanpa beban. itu pandangan luar saya. saya mulai lebih intens berteman dengan orang gendut saat saya aktif dimudika Kelsapa, sebenarnya teman saya tidak terlalu gendut amat seh, hanya sudah kelihatan perutnya mulai nongol kayak orang hamil, pergerakannya lamban dan rajin tidur. itu kesan pertama saya dengan Hari. Syukurlah sekarang sudah banyak berubah mungkin karena pekerjaannya yang menuntut dia untuk tepat waktu bertemu klien. Maklum kerjanya kolektor janji harus ditepati.
Teman saya berikutnya adalah Edy, ini adalah teman perjalanan saya saat bersama-sama menjadi relawan gempa Jogja 2006 yang lalu. perjalanan diisi dengan tidur dan ngorok. Gila nih orang... seandainya saya alat pembersih tenggorokan akan saya lubangi biar tambah besar sehingga pernapasan tidak terhalang. dan saya terganggu sekali. Disana kita dituntut untuk selalu aktif dan bergerak. Mobilnya saja naik truk angkatan laut jadi tidak ada waktu untuk tidur kalau tidak mau terguling dari tumpukan sembako. Eddy tetap berjaga saat keliling ke kampung-kampung korban gempa.
Teman gendut saya berikutnya adalah seorang dokter muda, cantik sayang suka ngantuk. apa karena gendut juga? tidak terlalu sebernya. Hanya saja dia kelebihan berat badan. Kebetulan praktik ditempat kerja saya jadi saya tahu persis, lagi pula sebelumnya kami sudah menjalin pertemanan. Orangnya suka tidur, ada waktu sedikit pasti tidur, baca koran bisa sambil tidur. hebat ya....
Saya masih punya teman yang gendut lagi, dan yang ini menurut saya sudah keterlaluan, masih ingat dulu masih sekolah saat menyelesaikan karya ilmiah. kebetulan dia tinggal diasrama dan saya di kost. Rencananya keesokan hari kami akan
meminta tanda tangan guru pembimbing tepat jam 7 pagi. Karena guru pembimbing akan ada acara keluarga jam berikutnya. Maka pagi-pagi sekali jam 6 saya ketempatnya dan membagunkan agar bisa siap-siap. Dan ia mengiyakan. pikirku sudah siap dan saya bergegas pulang ke kost selanjutnya bersiap juga. Kurang seperempat jam 7 saya datang lagi ke asramanya. dan alangkah terkejutnya saya dia masih tetap berbaring di tempat tidurnya lengkap dengan handuk melilit di leher. "Aduuuuhhhh Genduuuuut..... Bagun!!!!!!" teriakku. Dia terkejut dan langsung bangun sambil memaki saya. "tai neh anak pagi-pagi ganggu saja." saya tidak tinggal diam dan membentak "sana sudah ditunggu guru killer tuh! makanya jangan gendut-gendut entar malas melulu, telatan terus!"
Apa semua orang gendut begitu? yang saya jumpai kayaknya sama, mereka lamban, buang-buang waktu, males, dan suka tidur. semoga tidak ya... lalu sebenarnya ada zat apa yang menyebabkan mereka begitu?
Banyak hal yang menjadi penyebab kegemukan. Ada yang disebabkan oleh faktor dari dalam, ada pula yang dari luar.
1. Genetik atau keturunan
Artinya, seseorang yang keluarganya punya sejarah obesitas bisa dipastikan dia pun akan mengalami obesitas. Kalau seorang ibu yang mengalami kegemukan sedang hamil, maka ia akan menurunkan unsur lemaknya yang berjumlah besar pada bayi yang dikandungnya. Ketika kita besar, kecenderungan kita untuk menjadi gemuk bahkan bertambah 25-30 persen. Faktor ini memang susah dihindari, meskipun ada pula orang yang bisa terbebas dari "warisan" tersebut.
2. Pola makan
Saat ini pola makan adalah faktor yang paling memengaruhi terjadinya kasus obesitas. Bayangkan di mana-mana ada mal baru, setiap kali anak-anak muda jadi kepingin mencoba mal yang baru. Janjian sama teman di mal. Menunggu waktu ekskul ke mal. Weekend ke mal lagi. Padahal di mal jarang ada resto yang menyediakan makanan sehat. Yang ada hanya burger, pizza, ayam goreng, crepes, dan lain-lain yang masuk kategori junk food. "Padahal junk food mempunyai kandungan tinggi kalori, dari karbohidrat dan dari lemak. Itu yang menyebabkan berat badan cepat naik," ujar Dr Leane.
3. Gaya hidup
Seberapa sering kita berjalan kaki? Saya masih ingat waktu didesa dulu tidak banyak orang gendut. Apalagi petani kampung mereka umumnya punya badan yang bagus dan berotot. Sementara sekarang di kota suruh jalan aja ogah. Kemana-mana diantar sopir atau nebeng teman. Sebelum saya punya sepeda motor saya masih sering berjalan setidaknya dari dan kegereja. Sekarang saya lebih enjoy diatas kuda besiku. Badan saya jadi lebih berlemak.
4. Pengaruh emosional dan lingkungan
Cherie Bennett, penulis novel Life in the Fat Lane, berkisah tentang Lara, siswi SMA pemenang kontes kecantikan yang punya pacar keren. Dalam beberapa bulan, berat badannya melonjak hampir dua kali lipat tubuhnya. Kelak Lara mengakui, ia depresi karena ortunya selalu menuntutnya untuk tampil langsing dan cantik. Ayahnya selingkuh dengan cewek yang jauh lebih muda. Cherie mengaku mendapat ide tersebut dari ribuan surat penggemarnya. Setelah persoalan cinta dan seks, yang paling banyak dikeluhkan penggemarnya adalah soal berat badan. Bahkan, ada surat dari seorang anggota geng populer yang bilang gengnya punya ritual muntah bareng di toilet sekolah biar berat badan mereka tetap ideal. Hoegggs.......Bruarrrrrrrr!!!!!!!!!!!
Makanya tau diri dunk nDutz!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda disini.
Komentar yang tidak sesuai dengan isi topik pembicaraan dan yang berbau sara serta menyerang pihak lain akan dihapus. Saya akan mengunjungi anda kembali.... Terima kasih.