Waktu itu tanggal 7 Juli 1997. Pulang dari liburanku di Pulau Para Dewa, melalui perjalanan darat dan menyebrangi selat Sape yang terkenal dengan ombak ganasnya. Kali ini aku tidak kembali ke Flores sendirian, aku bersama satu rombongan mobil carry yang disopiri oleh Blasius seorang Pria kelahiran Bali keturunan Ende, Bli Sugeng Pria Nganjuk yang kami sewa untuk menjadi sopir cadangan. Blasius seorang pria berbadan tambun tetapi sayang dia memiliki cacat tubuh permanen. kakinya kecil sebelah mirip orang kena polio. Selain saya ada nenek saya, Sr. Marianan, OSF, adikku Sofia yang kebetulan libur sekolah dan kembali ke Flores serta tanteku.
Setelah menempuh perjalanan selama 2 hari 2 malam tibalah kami di pelabuhan Sape pukul 16.00 waktu setempat. kami lalu makan malam dan siap melanjutkan perjalanan tepat pukul 18.00. Didalam Feri saya tidak bergabung dengan nenek dan adik serta tanteku tetapi berkeliling dan bersama 2 sopir kami sembari bercerita dan mengenal mereka lebih jauh. Hingga aku kaget saat bunyi kapal seperti menabrak sesuatu dengan keras.
Sirene dibunyikan, penumpang hiruk pikuk mencari dan mengenakan pelampung seperti saran dari pengeras suara. saya yang berada di cafe buritan kapal bingung harus berbuat apa, bertiga berlarian tidak tentu arah. Suara permohonan dan teriakan histeris bersatu dalam doa dengan berbagai bahasa. Saya lalu memasuki tempat penumpang dimana Nenek dan Adik saya berada dan bingung dengan keadaan mereka. Nenekku yang seorang Suster berdoa sekusuknya adikku yang karena diombang-ambing kapal mabuk. tetapi syukurlah mereka sudahmengenakan pelampung. dan masih menyempatkan untuk mengambil 2 pelampung untuk kami. Dua? tidak kami ada tiga orang yang belum memiliki pelampung. walapun saya tahu apapun yang terjadi pelampung ini mungkin hanya membantu kami sedikit ditengah lautan pekat gelap seperti ini.
Saya lalu mengambil pelampung yang dua tadi dan memberikannya pada dua orang sopir kami. aku memutuskan untuk tidak memakai pelampung, sambil berharap sekoci kapal bisa mebyelamatkanku. Ditengah hiruk pikuk orang saya masih sempat tertawa kecut saat seorang ayah yang sedang menggendong anaknya dengan erat berkata "nak kamu akan tetap bersama ayah, ibumu bisa aku dapatkan kemabali tetapi engkau susah kudapatkan." sampai sekarang aku belum tahu apa maksud perkataan itu. hingga aku turun kegeladak kapal dan bergabung dengan masinis yang kelihatan begitu tenang dalam menghadapi peristiwa ini. Dengan suluh dari senter korek api saya melihat tepat dibawah sana ada batu karang tepat berada ditengah-tengah kapal feri. dan kapal seolah berada diatas timbangan, hidup atau mati.
Banyak anjuran agar membuang sebagian mobil dan bis yang ada dalam kapal itu kelaut. tetapi itu tidak dilakukan oleh kaptennya. aku baru tahu seandainya beban itu jadi dijatuhkan kelaut maka kami tidak akan dapat bertahan di atas batu karang itu. ombak laut akan menyeret kami dan aku tidak tahu dimana aku malam itu. terimakasih untuk kapten yang tetap tenang dan karang yang menyelamatkan.
Mutiara Kata Hari Ini
Hari yang paling disia-siakan adalah hari saat kita tidak tertawaSebastian Roch Nicolas Chamfort.
27 Februari 2009
24 Februari 2009
Dulu Blue Film sekarang Crime Film
Indonesia selalu ada yang baru. saya pelesetkan dari baner yang ada di salah satu surat kabar terbitan Jawa Timur. sebenarnya tidak benar-benar baru seh tetapi kayaknya ada... ajah. ada Polisi pukul Yuniornya, ada tentara tendangi temannya sendiri ada pelajar baku hantam yang ini cewek lagi. di kupang para pelajar baku hantam, lebih parah lagi di Timika sama gurunya diberikan sarung tinju. ini guru yang edan atau aneh....? hehehheheheh... semoga masih waras.
masih ingatkan karya anak muda Indonesia sebelum Video kekerasan ada? Dulu anak muda indonsia gandrung buat pilem vivid tuh. sebut saja belum ada judul, bandung lautan asmara dan masih banyak lagi pilem yang entah dibuat untuk konsumsi sendiri yang akhirnya beredar diinternet. dan barangkali sekarang karena ada larangan segala sesuatu yang berbau porno dapat dihukum maka beralihlah ke pembuatang dokumenter mengenai kekerasan seperti yang sering kta saksikan di tipi akhir-akhir ini. mumpung belom dlarang jadi teruskan membuat pilem kekerasan yang dlakukan kaum terididik agar sadar manusia yang sama punya hak hidup. hak untuk sama-sama dihargai dan diakui keberadaanya, dididik dengan budi yang baik bukannya pake hukum rimba siapa kuat dia menang. apa lagi yang melakukan ini adalah mereka-mereka yang menjadi panutan masyarakat. kalau sudah seperti ini apa masih layak dikatakan bermoral yang baik? entah.................
masih ingatkan karya anak muda Indonesia sebelum Video kekerasan ada? Dulu anak muda indonsia gandrung buat pilem vivid tuh. sebut saja belum ada judul, bandung lautan asmara dan masih banyak lagi pilem yang entah dibuat untuk konsumsi sendiri yang akhirnya beredar diinternet. dan barangkali sekarang karena ada larangan segala sesuatu yang berbau porno dapat dihukum maka beralihlah ke pembuatang dokumenter mengenai kekerasan seperti yang sering kta saksikan di tipi akhir-akhir ini. mumpung belom dlarang jadi teruskan membuat pilem kekerasan yang dlakukan kaum terididik agar sadar manusia yang sama punya hak hidup. hak untuk sama-sama dihargai dan diakui keberadaanya, dididik dengan budi yang baik bukannya pake hukum rimba siapa kuat dia menang. apa lagi yang melakukan ini adalah mereka-mereka yang menjadi panutan masyarakat. kalau sudah seperti ini apa masih layak dikatakan bermoral yang baik? entah.................
Ponari Sindrom Lemahnya Layanan Kesehatan
Sekarang rasanya yang paling terkenal seantero nusantara adalah Ponari. bocah cilik yang mengaku menemukan batu yang berkasiat menyembuhkan segala penyakit. ribuan orang berbondong-bondong menuju tempat praktik dukun cilik ini, konon (karena saya gak pernah kesana) apapun yang berbau Ponari laku untuk dijadikan jimat yang dapat menyembuhkan. bahkan beberapa orang dalam tayangan televisi mengais-ngais air dan lumpur yang mengalir dari kamar mandi Ponari. Begitu maniak dan terobsesi akan batu ini manusia akan batu ini sampai jarak dan nyawapun tidak diperhitungkan. pasien yang datang tidak hanya yang berasal dari jawa tetapi banyak juga yang dari luar pulau. wee...hh...!!
Dukun fenomenal ini mengguncang perasaan para penderita penyakit. Orang tidak mau lagi ke dokter atau rumah sakit. cukup meminum ataupun menyentuh apa saja yang dimiliki Ponari, maka semoga sembuh. kuatnya perasaan untuk ingin sembuh sampai membutakan orang berbuat apa saja. bahkan kabar yang saya dengar di tipi orang yang mengantri akhirnya sembuh penyakit asam uratnya. saya lalu bertanya-tanya. sembuh apa "sembuh" sembuh yang pertama apa karena kuatnya sugesti pada ponari atau sembuh karena mati rasa akibat antri yang terlalu lama untuk sembuh yang kedua. sembuh yang pertama bahkan saya sendiri merasa bangga atas pencapaian si dukun cilik ini yang sekiranya dapat meringankan beban masyarakat yang terus dihimpit oleh macam-macam kesulitan hidup. oleh kebutuhan pokok yang melonjak tinggi, oleh kebijakan peerintah yang tidak menjangkau rakyat kecil, oleh pemiskinan struktural. sumbangan yang diperuntukna orang kecil ditilep sedikit-demi sedikit yan terakhir tinggal kerak. masih syukur dapat.
Model pemiskinan seperti ini yang akhirnya menimbulkan budaya instan pada kaum miskin. budaya menunggu sumbangan, budaya menunggu pemberian yang pada akhirnya bermuara pada ketidakberdayaan dalam menghadapi hidup. kalau tidak ada yang membantu ya sudah. Sampai kapan ya... orang tidak mau bersusah payah kedokter, kerumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya, sampai kapan orang hidup dalam belenggu kemiskinan yang menjerat terus untuk tidak berdaya. untuk tidak mendapatkan akses kesehatan yang layak dari pemerintah.
Para pasien yang menyerahkan nasibnya ketangan Ponari, itu diakibatkan oleh tidak cukupnya akses kesehatan bagi rakyat kecil. Orang kecil tidak punya cukup uang untuk memeriksakan kesehatannya kedokter atau puskesmas. apalagi tarif dokter sekarang juga bukan main mahalnya, sekedar untuk konsultasi. atau dokter-dokter lebih sering tinggal dikota karena vulusnya mengalir mulus dari pada di desa melayani orang miskin didesa yang kering kerontang. ini masih cermin yang ada di pulau Jawa. bagaimana dengan mereka yang ada dipedalaman Papua, Kalimantan, Sulawesi atau NTT yang terisolasi dan jauh dari jangkauan medis? Bagaimana Bu Menteri....
Dukun fenomenal ini mengguncang perasaan para penderita penyakit. Orang tidak mau lagi ke dokter atau rumah sakit. cukup meminum ataupun menyentuh apa saja yang dimiliki Ponari, maka semoga sembuh. kuatnya perasaan untuk ingin sembuh sampai membutakan orang berbuat apa saja. bahkan kabar yang saya dengar di tipi orang yang mengantri akhirnya sembuh penyakit asam uratnya. saya lalu bertanya-tanya. sembuh apa "sembuh" sembuh yang pertama apa karena kuatnya sugesti pada ponari atau sembuh karena mati rasa akibat antri yang terlalu lama untuk sembuh yang kedua. sembuh yang pertama bahkan saya sendiri merasa bangga atas pencapaian si dukun cilik ini yang sekiranya dapat meringankan beban masyarakat yang terus dihimpit oleh macam-macam kesulitan hidup. oleh kebutuhan pokok yang melonjak tinggi, oleh kebijakan peerintah yang tidak menjangkau rakyat kecil, oleh pemiskinan struktural. sumbangan yang diperuntukna orang kecil ditilep sedikit-demi sedikit yan terakhir tinggal kerak. masih syukur dapat.
Model pemiskinan seperti ini yang akhirnya menimbulkan budaya instan pada kaum miskin. budaya menunggu sumbangan, budaya menunggu pemberian yang pada akhirnya bermuara pada ketidakberdayaan dalam menghadapi hidup. kalau tidak ada yang membantu ya sudah. Sampai kapan ya... orang tidak mau bersusah payah kedokter, kerumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya, sampai kapan orang hidup dalam belenggu kemiskinan yang menjerat terus untuk tidak berdaya. untuk tidak mendapatkan akses kesehatan yang layak dari pemerintah.
Para pasien yang menyerahkan nasibnya ketangan Ponari, itu diakibatkan oleh tidak cukupnya akses kesehatan bagi rakyat kecil. Orang kecil tidak punya cukup uang untuk memeriksakan kesehatannya kedokter atau puskesmas. apalagi tarif dokter sekarang juga bukan main mahalnya, sekedar untuk konsultasi. atau dokter-dokter lebih sering tinggal dikota karena vulusnya mengalir mulus dari pada di desa melayani orang miskin didesa yang kering kerontang. ini masih cermin yang ada di pulau Jawa. bagaimana dengan mereka yang ada dipedalaman Papua, Kalimantan, Sulawesi atau NTT yang terisolasi dan jauh dari jangkauan medis? Bagaimana Bu Menteri....
19 Februari 2009
Aduh.... Gendut!!!
Maaf kalau ada teman yang berbadan gendut membaca tulisanku ini. Bukan untuk mengdeskreditkan atau sentimen dengan orang gendut tapi hanya mau bagi-bagi saja pengalaman saya dengan orang gendut.
Saya sebernarnya sudah lama berjumpa dan berteman dengan orang gendut. Melihat postur ereka yang bongsor tentu satu hal yang ada dalam pikiran saya, mereka itu kelebihan gizi kaleee.... dan kayaknya easy going gitu. tanpa beban. itu pandangan luar saya. saya mulai lebih intens berteman dengan orang gendut saat saya aktif dimudika Kelsapa, sebenarnya teman saya tidak terlalu gendut amat seh, hanya sudah kelihatan perutnya mulai nongol kayak orang hamil, pergerakannya lamban dan rajin tidur. itu kesan pertama saya dengan Hari. Syukurlah sekarang sudah banyak berubah mungkin karena pekerjaannya yang menuntut dia untuk tepat waktu bertemu klien. Maklum kerjanya kolektor janji harus ditepati.
Teman saya berikutnya adalah Edy, ini adalah teman perjalanan saya saat bersama-sama menjadi relawan gempa Jogja 2006 yang lalu. perjalanan diisi dengan tidur dan ngorok. Gila nih orang... seandainya saya alat pembersih tenggorokan akan saya lubangi biar tambah besar sehingga pernapasan tidak terhalang. dan saya terganggu sekali. Disana kita dituntut untuk selalu aktif dan bergerak. Mobilnya saja naik truk angkatan laut jadi tidak ada waktu untuk tidur kalau tidak mau terguling dari tumpukan sembako. Eddy tetap berjaga saat keliling ke kampung-kampung korban gempa.
Teman gendut saya berikutnya adalah seorang dokter muda, cantik sayang suka ngantuk. apa karena gendut juga? tidak terlalu sebernya. Hanya saja dia kelebihan berat badan. Kebetulan praktik ditempat kerja saya jadi saya tahu persis, lagi pula sebelumnya kami sudah menjalin pertemanan. Orangnya suka tidur, ada waktu sedikit pasti tidur, baca koran bisa sambil tidur. hebat ya....
Saya masih punya teman yang gendut lagi, dan yang ini menurut saya sudah keterlaluan, masih ingat dulu masih sekolah saat menyelesaikan karya ilmiah. kebetulan dia tinggal diasrama dan saya di kost. Rencananya keesokan hari kami akan
meminta tanda tangan guru pembimbing tepat jam 7 pagi. Karena guru pembimbing akan ada acara keluarga jam berikutnya. Maka pagi-pagi sekali jam 6 saya ketempatnya dan membagunkan agar bisa siap-siap. Dan ia mengiyakan. pikirku sudah siap dan saya bergegas pulang ke kost selanjutnya bersiap juga. Kurang seperempat jam 7 saya datang lagi ke asramanya. dan alangkah terkejutnya saya dia masih tetap berbaring di tempat tidurnya lengkap dengan handuk melilit di leher. "Aduuuuhhhh Genduuuuut..... Bagun!!!!!!" teriakku. Dia terkejut dan langsung bangun sambil memaki saya. "tai neh anak pagi-pagi ganggu saja." saya tidak tinggal diam dan membentak "sana sudah ditunggu guru killer tuh! makanya jangan gendut-gendut entar malas melulu, telatan terus!"
Apa semua orang gendut begitu? yang saya jumpai kayaknya sama, mereka lamban, buang-buang waktu, males, dan suka tidur. semoga tidak ya... lalu sebenarnya ada zat apa yang menyebabkan mereka begitu?
Banyak hal yang menjadi penyebab kegemukan. Ada yang disebabkan oleh faktor dari dalam, ada pula yang dari luar.
1. Genetik atau keturunan
Artinya, seseorang yang keluarganya punya sejarah obesitas bisa dipastikan dia pun akan mengalami obesitas. Kalau seorang ibu yang mengalami kegemukan sedang hamil, maka ia akan menurunkan unsur lemaknya yang berjumlah besar pada bayi yang dikandungnya. Ketika kita besar, kecenderungan kita untuk menjadi gemuk bahkan bertambah 25-30 persen. Faktor ini memang susah dihindari, meskipun ada pula orang yang bisa terbebas dari "warisan" tersebut.
2. Pola makan
Saat ini pola makan adalah faktor yang paling memengaruhi terjadinya kasus obesitas. Bayangkan di mana-mana ada mal baru, setiap kali anak-anak muda jadi kepingin mencoba mal yang baru. Janjian sama teman di mal. Menunggu waktu ekskul ke mal. Weekend ke mal lagi. Padahal di mal jarang ada resto yang menyediakan makanan sehat. Yang ada hanya burger, pizza, ayam goreng, crepes, dan lain-lain yang masuk kategori junk food. "Padahal junk food mempunyai kandungan tinggi kalori, dari karbohidrat dan dari lemak. Itu yang menyebabkan berat badan cepat naik," ujar Dr Leane.
3. Gaya hidup
Seberapa sering kita berjalan kaki? Saya masih ingat waktu didesa dulu tidak banyak orang gendut. Apalagi petani kampung mereka umumnya punya badan yang bagus dan berotot. Sementara sekarang di kota suruh jalan aja ogah. Kemana-mana diantar sopir atau nebeng teman. Sebelum saya punya sepeda motor saya masih sering berjalan setidaknya dari dan kegereja. Sekarang saya lebih enjoy diatas kuda besiku. Badan saya jadi lebih berlemak.
4. Pengaruh emosional dan lingkungan
Cherie Bennett, penulis novel Life in the Fat Lane, berkisah tentang Lara, siswi SMA pemenang kontes kecantikan yang punya pacar keren. Dalam beberapa bulan, berat badannya melonjak hampir dua kali lipat tubuhnya. Kelak Lara mengakui, ia depresi karena ortunya selalu menuntutnya untuk tampil langsing dan cantik. Ayahnya selingkuh dengan cewek yang jauh lebih muda. Cherie mengaku mendapat ide tersebut dari ribuan surat penggemarnya. Setelah persoalan cinta dan seks, yang paling banyak dikeluhkan penggemarnya adalah soal berat badan. Bahkan, ada surat dari seorang anggota geng populer yang bilang gengnya punya ritual muntah bareng di toilet sekolah biar berat badan mereka tetap ideal. Hoegggs.......Bruarrrrrrrr!!!!!!!!!!!
Makanya tau diri dunk nDutz!
Saya sebernarnya sudah lama berjumpa dan berteman dengan orang gendut. Melihat postur ereka yang bongsor tentu satu hal yang ada dalam pikiran saya, mereka itu kelebihan gizi kaleee.... dan kayaknya easy going gitu. tanpa beban. itu pandangan luar saya. saya mulai lebih intens berteman dengan orang gendut saat saya aktif dimudika Kelsapa, sebenarnya teman saya tidak terlalu gendut amat seh, hanya sudah kelihatan perutnya mulai nongol kayak orang hamil, pergerakannya lamban dan rajin tidur. itu kesan pertama saya dengan Hari. Syukurlah sekarang sudah banyak berubah mungkin karena pekerjaannya yang menuntut dia untuk tepat waktu bertemu klien. Maklum kerjanya kolektor janji harus ditepati.
Teman saya berikutnya adalah Edy, ini adalah teman perjalanan saya saat bersama-sama menjadi relawan gempa Jogja 2006 yang lalu. perjalanan diisi dengan tidur dan ngorok. Gila nih orang... seandainya saya alat pembersih tenggorokan akan saya lubangi biar tambah besar sehingga pernapasan tidak terhalang. dan saya terganggu sekali. Disana kita dituntut untuk selalu aktif dan bergerak. Mobilnya saja naik truk angkatan laut jadi tidak ada waktu untuk tidur kalau tidak mau terguling dari tumpukan sembako. Eddy tetap berjaga saat keliling ke kampung-kampung korban gempa.
Teman gendut saya berikutnya adalah seorang dokter muda, cantik sayang suka ngantuk. apa karena gendut juga? tidak terlalu sebernya. Hanya saja dia kelebihan berat badan. Kebetulan praktik ditempat kerja saya jadi saya tahu persis, lagi pula sebelumnya kami sudah menjalin pertemanan. Orangnya suka tidur, ada waktu sedikit pasti tidur, baca koran bisa sambil tidur. hebat ya....
Saya masih punya teman yang gendut lagi, dan yang ini menurut saya sudah keterlaluan, masih ingat dulu masih sekolah saat menyelesaikan karya ilmiah. kebetulan dia tinggal diasrama dan saya di kost. Rencananya keesokan hari kami akan
meminta tanda tangan guru pembimbing tepat jam 7 pagi. Karena guru pembimbing akan ada acara keluarga jam berikutnya. Maka pagi-pagi sekali jam 6 saya ketempatnya dan membagunkan agar bisa siap-siap. Dan ia mengiyakan. pikirku sudah siap dan saya bergegas pulang ke kost selanjutnya bersiap juga. Kurang seperempat jam 7 saya datang lagi ke asramanya. dan alangkah terkejutnya saya dia masih tetap berbaring di tempat tidurnya lengkap dengan handuk melilit di leher. "Aduuuuhhhh Genduuuuut..... Bagun!!!!!!" teriakku. Dia terkejut dan langsung bangun sambil memaki saya. "tai neh anak pagi-pagi ganggu saja." saya tidak tinggal diam dan membentak "sana sudah ditunggu guru killer tuh! makanya jangan gendut-gendut entar malas melulu, telatan terus!"
Apa semua orang gendut begitu? yang saya jumpai kayaknya sama, mereka lamban, buang-buang waktu, males, dan suka tidur. semoga tidak ya... lalu sebenarnya ada zat apa yang menyebabkan mereka begitu?
Banyak hal yang menjadi penyebab kegemukan. Ada yang disebabkan oleh faktor dari dalam, ada pula yang dari luar.
1. Genetik atau keturunan
Artinya, seseorang yang keluarganya punya sejarah obesitas bisa dipastikan dia pun akan mengalami obesitas. Kalau seorang ibu yang mengalami kegemukan sedang hamil, maka ia akan menurunkan unsur lemaknya yang berjumlah besar pada bayi yang dikandungnya. Ketika kita besar, kecenderungan kita untuk menjadi gemuk bahkan bertambah 25-30 persen. Faktor ini memang susah dihindari, meskipun ada pula orang yang bisa terbebas dari "warisan" tersebut.
2. Pola makan
Saat ini pola makan adalah faktor yang paling memengaruhi terjadinya kasus obesitas. Bayangkan di mana-mana ada mal baru, setiap kali anak-anak muda jadi kepingin mencoba mal yang baru. Janjian sama teman di mal. Menunggu waktu ekskul ke mal. Weekend ke mal lagi. Padahal di mal jarang ada resto yang menyediakan makanan sehat. Yang ada hanya burger, pizza, ayam goreng, crepes, dan lain-lain yang masuk kategori junk food. "Padahal junk food mempunyai kandungan tinggi kalori, dari karbohidrat dan dari lemak. Itu yang menyebabkan berat badan cepat naik," ujar Dr Leane.
3. Gaya hidup
Seberapa sering kita berjalan kaki? Saya masih ingat waktu didesa dulu tidak banyak orang gendut. Apalagi petani kampung mereka umumnya punya badan yang bagus dan berotot. Sementara sekarang di kota suruh jalan aja ogah. Kemana-mana diantar sopir atau nebeng teman. Sebelum saya punya sepeda motor saya masih sering berjalan setidaknya dari dan kegereja. Sekarang saya lebih enjoy diatas kuda besiku. Badan saya jadi lebih berlemak.
4. Pengaruh emosional dan lingkungan
Cherie Bennett, penulis novel Life in the Fat Lane, berkisah tentang Lara, siswi SMA pemenang kontes kecantikan yang punya pacar keren. Dalam beberapa bulan, berat badannya melonjak hampir dua kali lipat tubuhnya. Kelak Lara mengakui, ia depresi karena ortunya selalu menuntutnya untuk tampil langsing dan cantik. Ayahnya selingkuh dengan cewek yang jauh lebih muda. Cherie mengaku mendapat ide tersebut dari ribuan surat penggemarnya. Setelah persoalan cinta dan seks, yang paling banyak dikeluhkan penggemarnya adalah soal berat badan. Bahkan, ada surat dari seorang anggota geng populer yang bilang gengnya punya ritual muntah bareng di toilet sekolah biar berat badan mereka tetap ideal. Hoegggs.......Bruarrrrrrrr!!!!!!!!!!!
Makanya tau diri dunk nDutz!
09 Februari 2009
Extraordinary Leadership – Habitus Baru Kepemimpinan Korporasi "Kepemimpinan Visioner"
Oleh : Lily Widjaja (*)
Apa itu sukses?
Baru-baru ini aku melempar suatu pertanyaan kepada seorang teman: sukses itu tujuan atau akibat? Secara spontan dia langsung menjawab: tujuan. Tapi ketika aku memandangya dengan penuh pikir, dia juga mulai berpikir, lalu menjawab: mestinya suskes itu akibat.
Dalam berbagai interview, sering aku ditanya definisi sukses. Dalam benak penanya jelas sukses dikaitkan dengan harta dan kuasa. Aku punya pandangan yang sangat berbeda. Pada hematku, sukses adalah ketika aku memberi yang terbaik dari diriku, melaksanakan tugas pekerjaanku dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab. Apapun hasilnya, itulah sukses! Jadi, aku telah sukses sejak aku menjadi murid yang sekolah dengan baik. Seorang ibu rumah tangga atau bapak rumah tangga yang mengurus rumah tangganya dan anak-anaknya dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab, itulah sukses. Tidak ada kaitan dengan posisi, jabatan, harta kekayaan, kekuasaan apapun. Sukses adalah ketika aku memberi yang terbaik dari diriku!
1. Membentuk Visi Pribadi dan Visi Organisasi
A. Visi Pribadi: nilai martabat luhur manusia
Sukses itu bukan tujuan tetapi sebuah akibat. Dalam tataran personal, mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing: mengapa perlu berubah? Apakah agar kita lebih kaya, lebih berkuasa, lebih bertahta? Sah-sah saja semua keinginan dan cita-cita itu. Namun aku mau menawarkan sebuah jawaban yang menurutku lebih permanent dan transcendent, yakni: kita berubah agar kita sejahtera jiwa raga, hidup bernilai dan bermakna sebagai manusia, selayak-layaknya makhluk yang utuh.
Menurut hemat saya, bisnis itu harus berorientasi nilai dan mengarah kepada perubahan yang transformative, suatu perubahan yang mengungkapkan dan meneguhkan hakikat martabat manusia itu sendiri di tengah-tengah dunianya. Semua kemajuan dan pencapaian yang bisa dibuat manusia di bidang apapun, termasuk dalam dunia bisnis, semuanya itu harus tetap dikritisi dalam terang nilai-nilai. Apa artinya suatu kemajuan kalau manusia direndahkan hanya sebagai hamba kemajuan itu sendiri? Apa artinya pencapaian tertinggi manusia, kalau manusia pada akhirnya dikendalikan dan mendapatkan dirinya sedang masuk dalam pusaran efek boomerang yang destruktif?
Nilai-nilai merupakan fundamen dan pegangan manusia untuk selalu hidup akrab dengan kesejatian dirinya dan hidup harmonis dengan alam sekitarnya (social maupun natural). Nilai-nilai akan menuntun manusia untuk senantiasa menjalani kehidupan, mengisinya dengan segala dinamika yang diperlukan, menuju kehidupan yang lebih baik dan berkualitas, suatu dunia baru yang terbentang luas dan layak untuk dihidupi. Bahasa agamanya: kembali ke hakikat luhur manusia sebagai fitrah Penciptanya, citra dan rupa Allah sendiri!!
(Visi pribadi yang mengasumsikan nilai dan keyakinan di atas, tentu saja sudah dan akan mempengaruhi saya dalam menjalani pekerjaan profesional di sejumlah korporat dan organisasi bisnis lainnya)
B. Visi Organisasi: habitus profit/beyond profit/based on values
Suatu entitas bisnis didirikan sudah pasti dengan tujuan mencari untung, meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Management perusahaan bertugas dan bertanggung jawab untuk membawa perseroan tumbuh dan berkembang sebagai suatu going-concern yang sukses. Ukuran yang mudah adalah nilai buku atau net asset yang meningkat. Dengan kata lain, sudah kodratnya suatu entitas bisnis yang bukan yayasan sosial mencari untung. Tidak ada yang salah dengan itu.
Tapi pertanyaannya adalah: apa visi misi dari suatu bisnis yang sustainable di masa depan? Apakah sekedar mencari untung dengan segala cara kalau perlu yang tidak etis, atau mencari untung secara jujur dan adil? Tentu saja yang seharusnya adalah bisnis mencari untung dengan cara yang benar. Sementara ini, bisnis dan kejujuran dipersepsikan sebagai dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin dipertemukan. Benarkah itu?
Kita bisa mengubah mentalitas dan keyakinan yang cenderung dikotomis tersebut. Saya mengistilahkan habitus profit untuk suatu sikap dan prilaku bisnis yang jujur dan adil. Karena, sesungguhnya bisnis dan kejujuran, profit dan integritas, merupakan realitas yang tidak seharusnya saling dipertentangkan, tetapi bisa dan hendaknya dipersandingkan. Kuncinya adalah mencintai bisnis sebagai lahan pekerjaan yang sah dan perlu, dengan kesadaran bahwa berbisnis punya nilai dan makna sejauh sebagai sarana. Tetapi bukan sembarang sarana, melainkan sarana positif dan sesuai kehendak Allah. Melalui sarana inipun karyawan atau pebisnis adalah subyek yang dipanggil menjadi collaborator atau co-Creator Sang Pencipta.
Mencintai bisnis mengandaikan sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi profesionalitas dan integritas moral dari para pelaku bisnis itu sendiri.Apa gunanya mendapat untung kalau harkat martabat manusia diinjak-injak, atau dalam proses mendapat keuntungan itu kita harus mencelakakan sesama?
Jadi, perubahan yang hendak dicapai bukanlah sekedar perubahan yang menghasilkan kemajuan asset material dan citra positif perusahaan. Apa yang dicapai oleh Organisasi atau Perusahan itu sesungguhnya tidak sekedar menyentuh aspek material, yang memang wajar dan perlu. Tapi, dalam perspektif berbisnis dengan basis nilai, pencapaian itu tidak lain merupakan hasil dan peneguhan atas terimplementasikannya nilai-nilai normative dalam proses produksi perusahaan. Dengan demikian perubahan yang dicapai adalah perubahan yang berbasis nilai-nilai.
Hemat saya, korporasi masa depan adalah korporasi yang berbasis nilai, yang menjunjung martabat luhur manusia. Bisnis perusahaan akan bersinergi dengan segala komponen institusi manusia di bumi yang satu dan sama ini: akan semakin mendekatkan nilai-nilai dan praktik menuju suatu perubahan yang transformative, yang menghasilkan dunia yang lebih aman dan sejahtera, lahir dan batin. Perhatikanlah semua konstitusi Negara bangsa, perhatikanlah ajaran-ajaran spiritual semua agama, Anda akan menemukan bahwa semuanya mengasumsikan (dasar, harapan, impian) sejumlah nilai yang universal sifatnya (melampaui batas-batas suku, agama, ras, dan golongan)!!! Karena itu habitus baru dalam segala cara pikir, merasa, dan bertindak di bidang apapun, termasuk bisnis dan kepemimpinan, senantiasa penting dan relevan.
C. Lebih lanjut dengan Bisnis Berbasis Nilai
Business Ethics sangat penting dan mendesak serta tetap relevan kapan dan di manapun. Aku bukan pakar dalam bidang business ethics. Tapi pengalamanku mengatakan bahwa penghayatan akan nilai-nilai yang benar secara otomatis akan membawa kita pada praktik bisnis yang etis.
Pengakuan atas pentingnya nilai-nilai dalam berbisnis sesungguhnya sudah menjadi kesadaran dan praktek global. Bisa dikatakan usaha berbisnis berbasis nilai sungguh mendapatkan dukungan yang kuat dari masyarakat dunia. Contoh yang paling jelas adalah penerapan Good corporate governance oleh lembaga-lembaga formal maupun non-formal yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Pasti sudah pernah mendengar tentang GCG, atau Good Corporate Governance, atau tata kelola perusahaan yang baik. Dalam peraturan BEJ sudah ada ketentuan GCG untuk emiten yang mencatatkan sahamnya. Dalam draft revisi UUPM dimasukkan pula ketentuan GCG. Ada juga organisasi yang membuat benchmark dan positioning dari perusahaan-perusahaan dalam pelaksanaan GCG.
Semua itu bagus-bagus saja. Namun menurut aku, GCG perlu muncul dari internal diri kita, yang kemudian diterjemahkan dalam tindakan. Kalau tidak, pelaksanaan GCG hanya akan berhenti sebatas checklist pemenuhan normative formalitas.
2. Menterjemahkan Visi menjadi Tindakan
Kekuatan seorang pemimpin visioner terpusat pada suatu visi yang melaluinya para pengikut atau anggotanya berdaya dan bersemangat. Visi bukan tercipta dari suatu kekosongan, melainkan berakar pada sesuatu yang mendasar tentang kehidupan manusia, seperti: nilai-nilai, kepercayaan, makna dan impian tentang kodrat manusia, gambaran diri sebagai person dan sebagai professional, dll.
Pada tahap berikutnya sang pemimpin akan mengartikulasikan visi tersebut dengan cara-cara yang mendorong koleha-koleha mengambil bagian dalam visi itu; kemudian mengiluminasi kegiatan-kegiatan mereka yang biasa dengan signifikansi yang dramatical. Tahap iluminasi ini dilakukan dengan cara yang membawa orang pada suatu keyakinan bahwa visi itu layak dan bernilai, bukan dengan cara ‘selling’ layaknya sebuah barang belaka. Berikutnya, pemimpin masuk ke tahap menanamkan visi itu dalam struktur dan proses organisasi. Tujuannya supaya orang mengalami visi itu dalam berbagai pola aktivitas organisasi mereka sendiri. Untuk itu juga pemimpin dan kolega membuat keputusan hari demi hari dalam terang visi itu sendiri. Tujuannya supaya visi sungguh menjadi jantung dari budaya organisasi perusahaan. Dan kalau perlu, semua anggota organisasi punya waktu tertentu untuk merayakan visi itu dalam ritual upacara-upacara, annual reward, pagelaran seni atau bentuk-bentuk lainnya guna mengungkapkan sekaligus meneguhkan nilai, menguatkan dan menyemangati perjalanan mereka.
Pemimpin mengartikulasikan visi dalam pelbagai bentuk melalui rapat pertemuan, group assemblies, interaksi umum lainnya, dst. sehingga seluruh komunitas menjadi bagian dari visi itu. “Unless the vision becomes a communal vision, then the leader cannot in fact lead”. Until the vision permeates the policies, practices, relationships and programs operative in the organization nothing radically happens. When it does, “new traditions arise, new values become highlighted, a fabric of meaning that binds the community organically together begins to emerge”.
3. Pemimpin visioner yang bijaksana: kesimpulan
• the leader must be automatically human, knowing the essence of what it means to be human and giving living expression to that humanness.
• The leader must also be a real visionary whose vision is impregnated with a comprehensive knowledge ‘of the history, culture and issues facing the organization. The leader’s goal is to be an institution builder, one who calls for the inner strengths, values, feelings of others in identifying and finding meaning and significance for what they do together.
• the leader must have a thorough knowledge of the formal and informal structures and processes of the organization.
• A visionary leader should also learn from the other styles of leader in order to complement his style of leadership. With regard to this, Bishop John Heaps from the Australian Bishops Conference says: “Leadership contains the ability to inspire others, to fill them with enthusiasm and to give them an personal example to want to use their gifts with others for the good of all….True leadership has a quality of openness and quality of being able to create a climate of unity among people with diverse ideas, so that all will be heard. The true leader has the courage to take the decisions that have been made with reasonable consultation”.
4. Pater Jules Chevalier: vision-inspiration-embodiment-mission
I was so touched by the life an work of Jules Chevalier. I think he is a great example of a true visionary leader. I may share some of my reflections on Father Chevalier as a visionary leader. People may say that he a visionary leader for what he has done by founding congregations like the MSC and DOLSH (Daughter of Our Lady of the Sacred Heart). But for me Father Chevalier is more than a founder.
He is a visionary leader, whose vision becomes a congregational vision.
First: He had a very clear vision of God's Love for human beings regardless races, religions, color etc. This is a universal vision. That's why it's so popular in his time ... and I suppose it can be popular in nowadays if we want to promote it.... "Do you think so????" It depends on our scale of values, belief and commitment to do so ...
Second: In order to develop this vision to become other people's vision, he embodied this vision in a very practical way which he called: Devotion to the Sacred Heart. A devotion is now called "a way of the heart" - "spirituality of the Heart" - which focuses on the LOVE as a basic of human need. And I think many people were so convinced by this "embodied vision". But I hope that we do not forget that before embodying this vision, his vision became an inspiration for "the way of the heart" he had chosen. The vision became a driving force. Third: He needed people who have believed in this vision in their turn to spread this vision. That what we call "mission". The foundation of the MSC and DOLSH were meant to spread this vision through their ministries.These are very valuable heritage that we have inherited from Father Chevalier. So I agree with you that FATHER CHEVALIER IS REALLY A VISIONARY LEADER.
There were FOUR elements we could see from his life:
VISION - INSPIRATION - EMBODIMENT – MISSION.
If you have vision but the vision cannot become an inspiration....and then... you cannot become a visionary leader. And if you have vision and inspiration but if you cannot convince people by embodying your vision in a way of life...then...you cannot claim yourself as a visionary leader. Only when you get the vision to inspire people, embodying it in a concrete way of life, and you are able to convince other people by commitment of being faithful to your mission....and you can claim yourself or someone as a visionary leader.
* Sekarang menjabat sebagai Bendahara I Dewan Paroki St. Kristoforus Grogol, Jakarta. Sehari-hari sebagai praktisi pasar modal, menjabat sebagai Presiden Direktur PT Merrill Lynch Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia, dan baru saja menyelesaikan dua periode sebagai Komisaris Bursa Efek Jakarta (sampai pada peralihannya menjadi Bursa Efek Indonesia).
Apa itu sukses?
Baru-baru ini aku melempar suatu pertanyaan kepada seorang teman: sukses itu tujuan atau akibat? Secara spontan dia langsung menjawab: tujuan. Tapi ketika aku memandangya dengan penuh pikir, dia juga mulai berpikir, lalu menjawab: mestinya suskes itu akibat.
Dalam berbagai interview, sering aku ditanya definisi sukses. Dalam benak penanya jelas sukses dikaitkan dengan harta dan kuasa. Aku punya pandangan yang sangat berbeda. Pada hematku, sukses adalah ketika aku memberi yang terbaik dari diriku, melaksanakan tugas pekerjaanku dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab. Apapun hasilnya, itulah sukses! Jadi, aku telah sukses sejak aku menjadi murid yang sekolah dengan baik. Seorang ibu rumah tangga atau bapak rumah tangga yang mengurus rumah tangganya dan anak-anaknya dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab, itulah sukses. Tidak ada kaitan dengan posisi, jabatan, harta kekayaan, kekuasaan apapun. Sukses adalah ketika aku memberi yang terbaik dari diriku!
1. Membentuk Visi Pribadi dan Visi Organisasi
A. Visi Pribadi: nilai martabat luhur manusia
Sukses itu bukan tujuan tetapi sebuah akibat. Dalam tataran personal, mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing: mengapa perlu berubah? Apakah agar kita lebih kaya, lebih berkuasa, lebih bertahta? Sah-sah saja semua keinginan dan cita-cita itu. Namun aku mau menawarkan sebuah jawaban yang menurutku lebih permanent dan transcendent, yakni: kita berubah agar kita sejahtera jiwa raga, hidup bernilai dan bermakna sebagai manusia, selayak-layaknya makhluk yang utuh.
Menurut hemat saya, bisnis itu harus berorientasi nilai dan mengarah kepada perubahan yang transformative, suatu perubahan yang mengungkapkan dan meneguhkan hakikat martabat manusia itu sendiri di tengah-tengah dunianya. Semua kemajuan dan pencapaian yang bisa dibuat manusia di bidang apapun, termasuk dalam dunia bisnis, semuanya itu harus tetap dikritisi dalam terang nilai-nilai. Apa artinya suatu kemajuan kalau manusia direndahkan hanya sebagai hamba kemajuan itu sendiri? Apa artinya pencapaian tertinggi manusia, kalau manusia pada akhirnya dikendalikan dan mendapatkan dirinya sedang masuk dalam pusaran efek boomerang yang destruktif?
Nilai-nilai merupakan fundamen dan pegangan manusia untuk selalu hidup akrab dengan kesejatian dirinya dan hidup harmonis dengan alam sekitarnya (social maupun natural). Nilai-nilai akan menuntun manusia untuk senantiasa menjalani kehidupan, mengisinya dengan segala dinamika yang diperlukan, menuju kehidupan yang lebih baik dan berkualitas, suatu dunia baru yang terbentang luas dan layak untuk dihidupi. Bahasa agamanya: kembali ke hakikat luhur manusia sebagai fitrah Penciptanya, citra dan rupa Allah sendiri!!
(Visi pribadi yang mengasumsikan nilai dan keyakinan di atas, tentu saja sudah dan akan mempengaruhi saya dalam menjalani pekerjaan profesional di sejumlah korporat dan organisasi bisnis lainnya)
B. Visi Organisasi: habitus profit/beyond profit/based on values
Suatu entitas bisnis didirikan sudah pasti dengan tujuan mencari untung, meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Management perusahaan bertugas dan bertanggung jawab untuk membawa perseroan tumbuh dan berkembang sebagai suatu going-concern yang sukses. Ukuran yang mudah adalah nilai buku atau net asset yang meningkat. Dengan kata lain, sudah kodratnya suatu entitas bisnis yang bukan yayasan sosial mencari untung. Tidak ada yang salah dengan itu.
Tapi pertanyaannya adalah: apa visi misi dari suatu bisnis yang sustainable di masa depan? Apakah sekedar mencari untung dengan segala cara kalau perlu yang tidak etis, atau mencari untung secara jujur dan adil? Tentu saja yang seharusnya adalah bisnis mencari untung dengan cara yang benar. Sementara ini, bisnis dan kejujuran dipersepsikan sebagai dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin dipertemukan. Benarkah itu?
Kita bisa mengubah mentalitas dan keyakinan yang cenderung dikotomis tersebut. Saya mengistilahkan habitus profit untuk suatu sikap dan prilaku bisnis yang jujur dan adil. Karena, sesungguhnya bisnis dan kejujuran, profit dan integritas, merupakan realitas yang tidak seharusnya saling dipertentangkan, tetapi bisa dan hendaknya dipersandingkan. Kuncinya adalah mencintai bisnis sebagai lahan pekerjaan yang sah dan perlu, dengan kesadaran bahwa berbisnis punya nilai dan makna sejauh sebagai sarana. Tetapi bukan sembarang sarana, melainkan sarana positif dan sesuai kehendak Allah. Melalui sarana inipun karyawan atau pebisnis adalah subyek yang dipanggil menjadi collaborator atau co-Creator Sang Pencipta.
Mencintai bisnis mengandaikan sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi profesionalitas dan integritas moral dari para pelaku bisnis itu sendiri.Apa gunanya mendapat untung kalau harkat martabat manusia diinjak-injak, atau dalam proses mendapat keuntungan itu kita harus mencelakakan sesama?
Jadi, perubahan yang hendak dicapai bukanlah sekedar perubahan yang menghasilkan kemajuan asset material dan citra positif perusahaan. Apa yang dicapai oleh Organisasi atau Perusahan itu sesungguhnya tidak sekedar menyentuh aspek material, yang memang wajar dan perlu. Tapi, dalam perspektif berbisnis dengan basis nilai, pencapaian itu tidak lain merupakan hasil dan peneguhan atas terimplementasikannya nilai-nilai normative dalam proses produksi perusahaan. Dengan demikian perubahan yang dicapai adalah perubahan yang berbasis nilai-nilai.
Hemat saya, korporasi masa depan adalah korporasi yang berbasis nilai, yang menjunjung martabat luhur manusia. Bisnis perusahaan akan bersinergi dengan segala komponen institusi manusia di bumi yang satu dan sama ini: akan semakin mendekatkan nilai-nilai dan praktik menuju suatu perubahan yang transformative, yang menghasilkan dunia yang lebih aman dan sejahtera, lahir dan batin. Perhatikanlah semua konstitusi Negara bangsa, perhatikanlah ajaran-ajaran spiritual semua agama, Anda akan menemukan bahwa semuanya mengasumsikan (dasar, harapan, impian) sejumlah nilai yang universal sifatnya (melampaui batas-batas suku, agama, ras, dan golongan)!!! Karena itu habitus baru dalam segala cara pikir, merasa, dan bertindak di bidang apapun, termasuk bisnis dan kepemimpinan, senantiasa penting dan relevan.
C. Lebih lanjut dengan Bisnis Berbasis Nilai
Business Ethics sangat penting dan mendesak serta tetap relevan kapan dan di manapun. Aku bukan pakar dalam bidang business ethics. Tapi pengalamanku mengatakan bahwa penghayatan akan nilai-nilai yang benar secara otomatis akan membawa kita pada praktik bisnis yang etis.
Pengakuan atas pentingnya nilai-nilai dalam berbisnis sesungguhnya sudah menjadi kesadaran dan praktek global. Bisa dikatakan usaha berbisnis berbasis nilai sungguh mendapatkan dukungan yang kuat dari masyarakat dunia. Contoh yang paling jelas adalah penerapan Good corporate governance oleh lembaga-lembaga formal maupun non-formal yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Pasti sudah pernah mendengar tentang GCG, atau Good Corporate Governance, atau tata kelola perusahaan yang baik. Dalam peraturan BEJ sudah ada ketentuan GCG untuk emiten yang mencatatkan sahamnya. Dalam draft revisi UUPM dimasukkan pula ketentuan GCG. Ada juga organisasi yang membuat benchmark dan positioning dari perusahaan-perusahaan dalam pelaksanaan GCG.
Semua itu bagus-bagus saja. Namun menurut aku, GCG perlu muncul dari internal diri kita, yang kemudian diterjemahkan dalam tindakan. Kalau tidak, pelaksanaan GCG hanya akan berhenti sebatas checklist pemenuhan normative formalitas.
2. Menterjemahkan Visi menjadi Tindakan
Kekuatan seorang pemimpin visioner terpusat pada suatu visi yang melaluinya para pengikut atau anggotanya berdaya dan bersemangat. Visi bukan tercipta dari suatu kekosongan, melainkan berakar pada sesuatu yang mendasar tentang kehidupan manusia, seperti: nilai-nilai, kepercayaan, makna dan impian tentang kodrat manusia, gambaran diri sebagai person dan sebagai professional, dll.
Pada tahap berikutnya sang pemimpin akan mengartikulasikan visi tersebut dengan cara-cara yang mendorong koleha-koleha mengambil bagian dalam visi itu; kemudian mengiluminasi kegiatan-kegiatan mereka yang biasa dengan signifikansi yang dramatical. Tahap iluminasi ini dilakukan dengan cara yang membawa orang pada suatu keyakinan bahwa visi itu layak dan bernilai, bukan dengan cara ‘selling’ layaknya sebuah barang belaka. Berikutnya, pemimpin masuk ke tahap menanamkan visi itu dalam struktur dan proses organisasi. Tujuannya supaya orang mengalami visi itu dalam berbagai pola aktivitas organisasi mereka sendiri. Untuk itu juga pemimpin dan kolega membuat keputusan hari demi hari dalam terang visi itu sendiri. Tujuannya supaya visi sungguh menjadi jantung dari budaya organisasi perusahaan. Dan kalau perlu, semua anggota organisasi punya waktu tertentu untuk merayakan visi itu dalam ritual upacara-upacara, annual reward, pagelaran seni atau bentuk-bentuk lainnya guna mengungkapkan sekaligus meneguhkan nilai, menguatkan dan menyemangati perjalanan mereka.
Pemimpin mengartikulasikan visi dalam pelbagai bentuk melalui rapat pertemuan, group assemblies, interaksi umum lainnya, dst. sehingga seluruh komunitas menjadi bagian dari visi itu. “Unless the vision becomes a communal vision, then the leader cannot in fact lead”. Until the vision permeates the policies, practices, relationships and programs operative in the organization nothing radically happens. When it does, “new traditions arise, new values become highlighted, a fabric of meaning that binds the community organically together begins to emerge”.
3. Pemimpin visioner yang bijaksana: kesimpulan
• the leader must be automatically human, knowing the essence of what it means to be human and giving living expression to that humanness.
• The leader must also be a real visionary whose vision is impregnated with a comprehensive knowledge ‘of the history, culture and issues facing the organization. The leader’s goal is to be an institution builder, one who calls for the inner strengths, values, feelings of others in identifying and finding meaning and significance for what they do together.
• the leader must have a thorough knowledge of the formal and informal structures and processes of the organization.
• A visionary leader should also learn from the other styles of leader in order to complement his style of leadership. With regard to this, Bishop John Heaps from the Australian Bishops Conference says: “Leadership contains the ability to inspire others, to fill them with enthusiasm and to give them an personal example to want to use their gifts with others for the good of all….True leadership has a quality of openness and quality of being able to create a climate of unity among people with diverse ideas, so that all will be heard. The true leader has the courage to take the decisions that have been made with reasonable consultation”.
4. Pater Jules Chevalier: vision-inspiration-embodiment-mission
I was so touched by the life an work of Jules Chevalier. I think he is a great example of a true visionary leader. I may share some of my reflections on Father Chevalier as a visionary leader. People may say that he a visionary leader for what he has done by founding congregations like the MSC and DOLSH (Daughter of Our Lady of the Sacred Heart). But for me Father Chevalier is more than a founder.
He is a visionary leader, whose vision becomes a congregational vision.
First: He had a very clear vision of God's Love for human beings regardless races, religions, color etc. This is a universal vision. That's why it's so popular in his time ... and I suppose it can be popular in nowadays if we want to promote it.... "Do you think so????" It depends on our scale of values, belief and commitment to do so ...
Second: In order to develop this vision to become other people's vision, he embodied this vision in a very practical way which he called: Devotion to the Sacred Heart. A devotion is now called "a way of the heart" - "spirituality of the Heart" - which focuses on the LOVE as a basic of human need. And I think many people were so convinced by this "embodied vision". But I hope that we do not forget that before embodying this vision, his vision became an inspiration for "the way of the heart" he had chosen. The vision became a driving force. Third: He needed people who have believed in this vision in their turn to spread this vision. That what we call "mission". The foundation of the MSC and DOLSH were meant to spread this vision through their ministries.These are very valuable heritage that we have inherited from Father Chevalier. So I agree with you that FATHER CHEVALIER IS REALLY A VISIONARY LEADER.
There were FOUR elements we could see from his life:
VISION - INSPIRATION - EMBODIMENT – MISSION.
If you have vision but the vision cannot become an inspiration....and then... you cannot become a visionary leader. And if you have vision and inspiration but if you cannot convince people by embodying your vision in a way of life...then...you cannot claim yourself as a visionary leader. Only when you get the vision to inspire people, embodying it in a concrete way of life, and you are able to convince other people by commitment of being faithful to your mission....and you can claim yourself or someone as a visionary leader.
* Sekarang menjabat sebagai Bendahara I Dewan Paroki St. Kristoforus Grogol, Jakarta. Sehari-hari sebagai praktisi pasar modal, menjabat sebagai Presiden Direktur PT Merrill Lynch Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia, dan baru saja menyelesaikan dua periode sebagai Komisaris Bursa Efek Jakarta (sampai pada peralihannya menjadi Bursa Efek Indonesia).
Aktifitas Padat Sebabkan Sterss
Akhir-akhir ini pikiran saya seolah tidak bias bekerja optimal, berbagai masalah hilir mudik dalam pikiran saya. Mulai dari masalah pekerjaan, hubunganku dengan sang pacar, dengan adik saya yang membtuhkan banyak biaya untuk kuliahnya, masa depan saya. Seolah tidak cukup waktu untuk bersenang senang seperti yang sering dulu saya lakukan bersama dengan teman-teman. Masih menyempatkan diri clubbing, ke kafe sekedar duduk-duduk, malah masih punya waktu untuk mengurusi anak jalanan, aktif di Serikat Sosial Vinsensius untuk melayani orang miskin. Itu dapat saya lakukan dengan enjoy.
Masalah mulai muncul saat saya pulang dan melihat dan mengalami liburan di desa yang maksud saya akan menambah semangat kerja saya malah pulang ke Surabaya dengan segepok beban. Saya harus bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan adik-adik saya yang sedang kuliah. Pulang ke Surabaya dengan beban semoga mereka bahagia. Weeee…h pinginnya she kayak gitu… tapi kenapa saya pulang kesini malah mengalami stress.. beban kerja seolah sangat berat. Harus bisa mengumpulkan uang buat buat biaya kuliah, Siapkan diri juga untuk rencana pribadiku untuk menikah. Akhirnya hari-hariku dipenuhi kegiatan ynag sangat padat. Pulang kerja sekitar 16.00 menyempatkan diri untuk membrikan prifat les. Pulang sudah capek.
Ngnet lihat berita tingkat stress orang muda di kota ternyata sangat tinggi. Saya kira hanya saya yang stress. “Kehidupan kaum muda yang hidup di perkotaan seperti Jakarta saat ini makin rentan terhadap stres dan beresiko terserang berbagai penyakit seperti maag, jantung, pembuluh darah, dan penyakit berbahaya lainnya.” ANTARA
"Tingkat stres hidup di perkotaan itu sangat tinggi, stres itu ada dua, stres pikiran dan stres tubuh," kata Dokter Sania Wibisono dalam talkshow "Frestea Green My Body" di Jakarta, Sania mengungkapkan penyebab stres di Jakarta terutama yang dialami kaum muda adalah padatnya aktivitas kerja, kurang istirahat, kurang olahraga, lupa makan karena berbagai kesibukan, dan polusi udara yang membuat tubuh menjadi stres
Saya lalu berpikir sejak dulu saya memang memiliki masalah dengan asupan makanan. Malah saat pertama tiba di Surabaya saya pernah terserang Tifus yang memaksa saya harus istrirahat dari kerja. Dan samapi sekarang belum bisa mengatur agar jadwal makan menjadi lebih teratur. Satu-satunya yang hilang dari saya sekarang adalah jadwal olahraga yang hilang. Mau olahraga malam sudah tidak memungkinkan, apalagi sore hari. Apa lagi hujan yang terus mengguyur. Saya sadar ini tidak boleh berlangsung lama. Sebab kalau lama-lama bisa berbahaya…. Keadaan ini bermuara pada hubungan saya dengan teman-teman yang dulu begitu akrab sekarang menjadi renggang. Itu tidak lepas dari tidak seringnya kami bertemu. Saya harap ini tidak terus berlanjut dikemudian hari.
Menurut Sonia Wibisono, "Keadaan itu memicu terjadinya stres pada diri seseorang, kalau sudah stres akan muncul berbagai masalah lainnya yakni gangguan tidur, gangguan `mood`, sakit kepala, bahkan gangguan hubungan dengan keluarga dan teman. Dalam jangka panjang hal ini akan berdampak pada berbagai penyakit seperti maag, penyakit jantung, dan berbagai penyakit lainnya,"
Lalu jalan keluarnya bagaimana? Dokter cantik ini menyarankan beberapa hal yang sangat mudah dilakukan oleh kaum muda yakni menerapkan pola hidup yang benar dan seimbang. "Orang sering mengeluh susah menerapkan pola hidup yang benar dan seimbang, padahal itu kan mudah sekali untuk diterapkan," ujarnya. Pola hidup yang baik menurut Sonia dimulai dari asupan makanan dan minuman, serta nutrisi yang cukup, istirahat dengan benar, dan olahraga dengan teratur.
"Olahraga yang dilakukan jangan hanya 5-10 menit saja, tapi minimal 30 menit agar jantung terpompa dengan baik. Jangan lupa, olahraga itu merangsang perasaan kita menjadi senang karena tubuh kita bugar, jadi jangan kaget kalau setelah olahraga maka kita akan selalu merasa senang," pungkasnya.
Masalah mulai muncul saat saya pulang dan melihat dan mengalami liburan di desa yang maksud saya akan menambah semangat kerja saya malah pulang ke Surabaya dengan segepok beban. Saya harus bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan adik-adik saya yang sedang kuliah. Pulang ke Surabaya dengan beban semoga mereka bahagia. Weeee…h pinginnya she kayak gitu… tapi kenapa saya pulang kesini malah mengalami stress.. beban kerja seolah sangat berat. Harus bisa mengumpulkan uang buat buat biaya kuliah, Siapkan diri juga untuk rencana pribadiku untuk menikah. Akhirnya hari-hariku dipenuhi kegiatan ynag sangat padat. Pulang kerja sekitar 16.00 menyempatkan diri untuk membrikan prifat les. Pulang sudah capek.
Ngnet lihat berita tingkat stress orang muda di kota ternyata sangat tinggi. Saya kira hanya saya yang stress. “Kehidupan kaum muda yang hidup di perkotaan seperti Jakarta saat ini makin rentan terhadap stres dan beresiko terserang berbagai penyakit seperti maag, jantung, pembuluh darah, dan penyakit berbahaya lainnya.” ANTARA
"Tingkat stres hidup di perkotaan itu sangat tinggi, stres itu ada dua, stres pikiran dan stres tubuh," kata Dokter Sania Wibisono dalam talkshow "Frestea Green My Body" di Jakarta, Sania mengungkapkan penyebab stres di Jakarta terutama yang dialami kaum muda adalah padatnya aktivitas kerja, kurang istirahat, kurang olahraga, lupa makan karena berbagai kesibukan, dan polusi udara yang membuat tubuh menjadi stres
Saya lalu berpikir sejak dulu saya memang memiliki masalah dengan asupan makanan. Malah saat pertama tiba di Surabaya saya pernah terserang Tifus yang memaksa saya harus istrirahat dari kerja. Dan samapi sekarang belum bisa mengatur agar jadwal makan menjadi lebih teratur. Satu-satunya yang hilang dari saya sekarang adalah jadwal olahraga yang hilang. Mau olahraga malam sudah tidak memungkinkan, apalagi sore hari. Apa lagi hujan yang terus mengguyur. Saya sadar ini tidak boleh berlangsung lama. Sebab kalau lama-lama bisa berbahaya…. Keadaan ini bermuara pada hubungan saya dengan teman-teman yang dulu begitu akrab sekarang menjadi renggang. Itu tidak lepas dari tidak seringnya kami bertemu. Saya harap ini tidak terus berlanjut dikemudian hari.
Menurut Sonia Wibisono, "Keadaan itu memicu terjadinya stres pada diri seseorang, kalau sudah stres akan muncul berbagai masalah lainnya yakni gangguan tidur, gangguan `mood`, sakit kepala, bahkan gangguan hubungan dengan keluarga dan teman. Dalam jangka panjang hal ini akan berdampak pada berbagai penyakit seperti maag, penyakit jantung, dan berbagai penyakit lainnya,"
Lalu jalan keluarnya bagaimana? Dokter cantik ini menyarankan beberapa hal yang sangat mudah dilakukan oleh kaum muda yakni menerapkan pola hidup yang benar dan seimbang. "Orang sering mengeluh susah menerapkan pola hidup yang benar dan seimbang, padahal itu kan mudah sekali untuk diterapkan," ujarnya. Pola hidup yang baik menurut Sonia dimulai dari asupan makanan dan minuman, serta nutrisi yang cukup, istirahat dengan benar, dan olahraga dengan teratur.
"Olahraga yang dilakukan jangan hanya 5-10 menit saja, tapi minimal 30 menit agar jantung terpompa dengan baik. Jangan lupa, olahraga itu merangsang perasaan kita menjadi senang karena tubuh kita bugar, jadi jangan kaget kalau setelah olahraga maka kita akan selalu merasa senang," pungkasnya.
08 Februari 2009
Cinta lagi..... sebuah arti....
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak mendengar…
namun senantiasa bergetar….
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak buta..
namun senantiasa melihat dan merasa..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak menyiksa..
namun senantiasa menguji..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak memaksa..
namun senantiasa berusaha..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak cantik..
namun senantiasa menarik..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak datang dengan kata-kata..
namun senantiasa menghampiri dengan
hati..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak terucap dengan kata..
namun senantiasa hadir dengan sinar
mata..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak hanya berjanji..
namun senantiasa mencoba memenangi..
jika ia sebuah cinta…..
ia mungkin tidak suci..
namun senantiasa tulus..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak hadir karena permintaan..
namun hadir karena ketentuan…
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak hadir dengan kekayaan dan
kebendaan…
namun hadir karena pengorbanan dan
kesetiaan..
Cintailah pasangan anda, seperti anda
ingin dicintai olehnya..
Setialah pada pasangan anda, seperti
anda ingin mendapatkan kesetiannya
ia tidak mendengar…
namun senantiasa bergetar….
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak buta..
namun senantiasa melihat dan merasa..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak menyiksa..
namun senantiasa menguji..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak memaksa..
namun senantiasa berusaha..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak cantik..
namun senantiasa menarik..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak datang dengan kata-kata..
namun senantiasa menghampiri dengan
hati..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak terucap dengan kata..
namun senantiasa hadir dengan sinar
mata..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak hanya berjanji..
namun senantiasa mencoba memenangi..
jika ia sebuah cinta…..
ia mungkin tidak suci..
namun senantiasa tulus..
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak hadir karena permintaan..
namun hadir karena ketentuan…
jika ia sebuah cinta…..
ia tidak hadir dengan kekayaan dan
kebendaan…
namun hadir karena pengorbanan dan
kesetiaan..
Cintailah pasangan anda, seperti anda
ingin dicintai olehnya..
Setialah pada pasangan anda, seperti
anda ingin mendapatkan kesetiannya
04 Februari 2009
Aku Sulit Untuk Mensyukuri
Kemarin saya dipanggil oleh pimpinan saya, dan diberitahu kalau saya mendapatkan SK pengangkatan sebagai pegawai tetap ditempat kerja saya. tetapi apa tanggapan saya. saya hanya mengucapkan kata terimakasih. dengan kurang bergairah layaknya orang lain yang mendapatkan promosi jabatan. apa penyebabnya? aku tahu ini bukan sesuatu yang gampang mendapatkannya. 9 tahun saya bekerja sebagi honorer, sembilan tahun saya hidup apa adannya, menabung sambil membiayai kuliah saya, berusaha untuk menghidupkan semangat dari dalam diri yang seolah luntur saat aku harus mengalami kegagalan. ini tidak gampang bagiku. dan hari ini saat aku mendapatkan berita pengangkatanku pikirkupun melayang (hah... kayak lagu untuk bunda aja).
Aku bukannya tidak bersyukur atas apa yang aku dapatkan sekarang tetapi aku ingin agar apa yang aku dapatkan saat belajar bisa dioptimalkan. tidak untuk dipendam. tetapi itu tidak dapat saya lakukan, aku kecewa sudah menunggu terlalu lama. membuang waktu yang tidak sedikit. lalu aku coba merenung, sedikit menghilangkan guratan sesalku. Semalaman aku duduk melihat diri, tak ada bintang. aku sendiri berusaha menerima, belajar bersyukur atas hal-hal baik yang ada. merenung tentang apa yang telah capai, mereka-mereka yang memperhatikanku, atasan yang menimbang kinerjaku, pengalaman bekerja yang telah saya dapatkan selama ini yang dulunya tidak pernah saya bayangkan akan sebisa sekarang, atas minat dan keahlian yang saya peroleh dan akan terus belajar,dan hal-hal teindah yang telah saya lalui.
Lalu saya berpikir, adakah hari cerah menyongsong? saya pernah mendengar seorang kawan bekata; "Kelimpahan dimulai dengan rasa syukur. Dengan rasa syukur yang tulus - anda menghargai apa yang telah anda miliki - yang selanjutnya akan mendorong anda secara mental,spiritual, dan fisik - untuk mencapai apa saja yang menjadi tujuan anda."
Aku juga terngiang saat pimpinan terdahulu mengatakan; "Bagaimana mungkin anda mendapatkan hal-hal yang lebih besar-bila anda tidak bersyukur atas yang anda telah miliki sekarang?"
Lalu aku mengangguk,perlahan dan malu dengan diri sendiri. aku tidak gampang mensyukuri apa yang aku peroleh. tapi aku sering meminta dan meminta, memohon agar keinginanku dikabulkan, mengaharapkan agar aku mendapatka yang terbaik. aku lupa kalau Kelahiran dan hidup telah aku dapatkan hingga sekarang melebihi kemampuanku. trimakasih Tuhan......
Aku bukannya tidak bersyukur atas apa yang aku dapatkan sekarang tetapi aku ingin agar apa yang aku dapatkan saat belajar bisa dioptimalkan. tidak untuk dipendam. tetapi itu tidak dapat saya lakukan, aku kecewa sudah menunggu terlalu lama. membuang waktu yang tidak sedikit. lalu aku coba merenung, sedikit menghilangkan guratan sesalku. Semalaman aku duduk melihat diri, tak ada bintang. aku sendiri berusaha menerima, belajar bersyukur atas hal-hal baik yang ada. merenung tentang apa yang telah capai, mereka-mereka yang memperhatikanku, atasan yang menimbang kinerjaku, pengalaman bekerja yang telah saya dapatkan selama ini yang dulunya tidak pernah saya bayangkan akan sebisa sekarang, atas minat dan keahlian yang saya peroleh dan akan terus belajar,dan hal-hal teindah yang telah saya lalui.
Lalu saya berpikir, adakah hari cerah menyongsong? saya pernah mendengar seorang kawan bekata; "Kelimpahan dimulai dengan rasa syukur. Dengan rasa syukur yang tulus - anda menghargai apa yang telah anda miliki - yang selanjutnya akan mendorong anda secara mental,spiritual, dan fisik - untuk mencapai apa saja yang menjadi tujuan anda."
Aku juga terngiang saat pimpinan terdahulu mengatakan; "Bagaimana mungkin anda mendapatkan hal-hal yang lebih besar-bila anda tidak bersyukur atas yang anda telah miliki sekarang?"
Lalu aku mengangguk,perlahan dan malu dengan diri sendiri. aku tidak gampang mensyukuri apa yang aku peroleh. tapi aku sering meminta dan meminta, memohon agar keinginanku dikabulkan, mengaharapkan agar aku mendapatka yang terbaik. aku lupa kalau Kelahiran dan hidup telah aku dapatkan hingga sekarang melebihi kemampuanku. trimakasih Tuhan......
03 Februari 2009
Cara Mereset Canon IP1880
Pusing saya ngurusi Printer gak selesai-selesai... belum lagi warna canon IP 1880 yang tidak sesuai dengan tampilannya... ya pingin hemat malah susah ngatasinya... modif dah pasti kita tidak menghargai hak cipta. tapi gimana lagi.. dari pada beli catridge yang kelewat mahal... yang satu ini tentu menjadi alternatif... tapi ya itu tadi mesti mereset... dan ini dia tipsnya...
Cara Resetnya akan menggunakan software. karena saya sudah mencoba yang pake manual yakni
1. tekan tombol reset selama kurang lebih 3 menit
2. matikan printer
3. hidupkan lagi
silahkan Download file nya disini : berhasilnya kurang maksimal... artinya kadang tidak bisa dilakukan maka saya coba yang ini...
untuk langkah awalnya silahkan download filenya dibawah ini... gratis koq..
http://www.ziddu.com/download/2971634/Software_Reset_iP1880.rar.html
Selanjutnya ikuti instruksi berikut ini:
1. Driver harus sudah terinstal dengan benar.
2. Hubungkan kabel
3. Selanjutnya, sebelum kabel power printer dicolok ke listrik, tekan dan tahan tombol power dan colok kabel power ke listrik
4. Sambil menahan tombol power, tekan tombol reject 2 kali lalu lepasin tombol.
5. Jalankan program reset yang udah di download
6. Jangan lupa buka Lock Release di program
( Sekedar catatan : Untuk dapat melihat menu lock release, minimal resolusi
layaranda berjalan di 1024 x 728
7. Lalu pilih set destination ke ip1880
8. Tandai CLEANING dan EEPROM CLEAR
9. Lalu klik MAIN dan PLATEN
10. Kalo langkah di atas udah di lakukan, lalu lakukan TES PATTERN
ini juga saya sebenarnya membantu mencatat untuk diri saya sendiri dan teman sekantor yang sering nanya. sekalian buka blogku hihihi.......
Cara Resetnya akan menggunakan software. karena saya sudah mencoba yang pake manual yakni
1. tekan tombol reset selama kurang lebih 3 menit
2. matikan printer
3. hidupkan lagi
silahkan Download file nya disini : berhasilnya kurang maksimal... artinya kadang tidak bisa dilakukan maka saya coba yang ini...
untuk langkah awalnya silahkan download filenya dibawah ini... gratis koq..
http://www.ziddu.com/download/2971634/Software_Reset_iP1880.rar.html
Selanjutnya ikuti instruksi berikut ini:
1. Driver harus sudah terinstal dengan benar.
2. Hubungkan kabel
3. Selanjutnya, sebelum kabel power printer dicolok ke listrik, tekan dan tahan tombol power dan colok kabel power ke listrik
4. Sambil menahan tombol power, tekan tombol reject 2 kali lalu lepasin tombol.
5. Jalankan program reset yang udah di download
6. Jangan lupa buka Lock Release di program
( Sekedar catatan : Untuk dapat melihat menu lock release, minimal resolusi
layaranda berjalan di 1024 x 728
7. Lalu pilih set destination ke ip1880
8. Tandai CLEANING dan EEPROM CLEAR
9. Lalu klik MAIN dan PLATEN
10. Kalo langkah di atas udah di lakukan, lalu lakukan TES PATTERN
ini juga saya sebenarnya membantu mencatat untuk diri saya sendiri dan teman sekantor yang sering nanya. sekalian buka blogku hihihi.......
Cara Mereset Epson C90
Buat anda yang menggunakan printer dengan merk Epson terutama tipe C90, mungkin sudah ada yg pernah mengalami yang namanya blinking. Blinking pada printer ini biasanya ada 2 jenis. Yang pertama blinking karena counter telah mencapai batas maksimalnya (100%). Counter ini sepertinya memang dipasang oleh produsen salah satu fungsinya sebagai pengingat (alarm) bahwa printer sudah mencapai kerja puncaknya. Namun hal ini bukan berarti kita tidak bisa mengembalikan lagi nilainya ke 0 %, kita bisa mengembalikan lagi nilai counter tersebut yaitu dengan cara melakukan reset (clear) counter dengan menggunakan software yang dibuat oleh produsen. Saya juga dapatnya dari internet hehehe. Blinking jenis kedua biasanya penyebabnya diluar dari counter. Misal catridge tidak terdeteksi, atau selang (yang menggunakan infus) menghalangi jalur catridge, tabung tinta kosong, dan lain-lain.
Beberapa kali pengalaman saya mereset tipe ini, ciri utama kalau terjadi blinking akibat counter penuh yaitu pada saat printer dinyalakan, catridge tidak bergerak, lampu led power nyala namun ada led merah (kalo ggak salah) yang nyala juga.Apabila kondisinya seperti itu, biasanya karena counter yang penuh. Namun apabila Catridge sempet ada gerakan biasanya bukan karena counter namun karena hal lain seperti dijelaskan di atas. Nah Tutorial yang akan saya jelaskan yaitu mengatasi Blinking yang jenis Pertama. Langsung saja, untuk Mereset counter Epson C90 syarat mutlaknya kita harus memiliki software reseternya. Apabila anda belum memilikinya anda dapat mendownloadnya disini.
http://www.ziddu.com/download/2027665/c90.zip.html
Sudah didownload?? kemudian coba diekstrak file tadi, dan ada yg berbentuk text (.txt) yang isinya tanggal untuk mereset. Ada ggak ??
Nah kalo sudah lengkap tinggal ikuti petunjuk saya, sebagai berikut :
1. Driver printer epson c90 harus sudah terpasang (terinstall). Printer harus dalam keadaan ON dan kabel USB sudah disambungkan.
2. pada desktop winxp sebelah kanan bawah ada taskbar waktu, klik kanan>adjust date/time.
3. Rubah tanggal menjadi tanggal 15 Juli 2007 kemudian klik Ok.
Rubah tanggalnya menjadi seperti ini :
4. Masuk ke folder Reseter yang tadi sudah diekstrak (boleh diletakan di drive mana saja).
5. cari file adjprog.exe kemudian klik (ingat!! tanggal harus sudah dirubah ke tanggal 15 Juli 2007)
6. Nanti muncul seperti gambar berikut :
7. klik accept
8. Pilih Particular adjustment mode
9. Pilih wast ink pad counter
10. Pastikan USB sudah terpasang dan printer dalam posisi On.
11. Klik Check
12.Klik ok
13. Muncul konfirmasi bahwa pad counter sudah dibaca
14. klik ok
15. Akan terlihat hasilnya seperti pada gambar
16. pada gambar terlihat bahwa pad memiliki nilai 1538 point sedangkan maksimalnya yaitu 7800 point. Artinya counter belum mencapai 100% atau belum penuh. karena memang punya saya tidak ngeblink hehehe
17. Andaikan (kok jadi berandai2) nilainya sama dengan nilai max atau dalam persentase (di bawahnya) 100% berarti harus direset.
18. Anggap saja harus direset, untuk mereset klik Initialization
19. Nanti anda disuruh untuk mematikan printer, dan kemudian menghidupkannya lagi. ggak ada screen shotnya, soalnya punya saya ggak ngeblink (mudah2an jangan ya ....) entar baca aja sendiri konfirmasinya ya... kalo ggak ngerti inggris buka kamus aja hihii.
20. Kemudian disuruh untuk check lagi, nah liat apakah nilainya udah 0% ?? kalo sudah berarti printer kita sudah berhasil direset. Keluarin software resetnya en rubah kembali tanggal komputernya, jangan lupa ya Inga! Inga! hehehe gampang khan ???
Tutorial lengkapnya bisa juga didownload disini
http://www.ziddu.com/download/2026173/tutorialreseterepsonc90.txt.html
Langganan:
Postingan (Atom)