Hari ini pesta demokrasi di rayakan oleh seluruh warga negara Indonesia terkecuali di Kabupaten Flores Timur dan Lembata yang ditunda karena menghormati Perayaan Tri Hari Suci di 2 Kabupaten tersebut. Yang sebenarnya tuntutan untuk menunda Pemilu Legislatif juga didengungkan oleh Masyarakat Pulau Flores sayang yang dikabulkan hanya dua kabupaten yang sarat dengan tradisi Paskah.
Dua hari yang lalu melalui wawancara ketua KPU pusat menyatakan persiapan pemilu sudah 98%, sementara 2 persennya masih belum siapdan semoga yang 1 persennya dituntaskan kemarin dan hari ini 10% Pesta sudah dapat diselenggarakan dengan meriah. Itu menurut hemat saya. Saya sudah mengikuti Pemilu sejak tahun 1999 saat usiaku pas 18 tahun. Kata orang pemilu sbelum reformasi itu sudah dapat ditebak jalan ceritanya, ya… kayak sinetron Indonesia, juga pemilu 1999, sebagai partai yang terpuruk terus di bawah rezim sutradara Soeharto PDI bangkit dan memenangkan pemilu tahun tersebut.
Ditahun 2004 Pesta dimeriahkan oleh 48 partai. Ini baru namanya Pesta Demokrasi, pesta Besar, Party. Dimana para partai sebagai panitia, lebih seru karena masyarakat dibuat dan pusing memilih mana partai yang bias mewakili suaranya. Dan kedaultan sepeuhnya ada ditangan partai. Terserah partai yang mengatur mana caleg yang lolos dan yang tidak. Hasilnya bisa ditebak banyak anggota DPR mempunyai moral yang bejat, koruptor dan semena-mena. Partai suka-suka menetapkan caleg yang terpilih menjadi DPR.
Dan tahun ini, lima tahun setelah tahun 2004 banyak perubahan dalam undang-undang pemilu. Caleg yang terpilih adalah mereka yang mendapat suara terbanyak dari hasil pemilihan buka berdasarkan nomor urut atau suka dan tidak suka partai, tetapi suka dan tidak sukanya rakyat. Rakyat yang berdaulat. Akankah seperti itu kenyataannya. Kita lihat saja nanti.
Berkaca dari PILKADAL Jatim (baca Pemilihan Kadal) yang suka mengkadalin rakyatnya. Kenyataan paham demokratis dipertanyakan, perempuan dianggap kelas dua dan dengan berbagai cara dilakukan untuk memenangkan pasangan yang lainnya. Dan pengalaman saya kemarin bisa jadi cermin untuk demokrasi yang baik. Bahwa demokrasi yang baik tidak hanya pemilihannya berlangsung Jurdil, Luber, tidak money politics dan tadak curang tetapi perlu perangkat KPPS yang mumpuni dan mau bekerja. Bayangkan hingga satu hari menjelang pemilu masih banyak warga yang belum mendapatkan undangan. Mereka ini yang dinamakan juga GOLPUT, yang golongan Putih karena tidak mendapat undangan coblos selain yang tidak terdaftar dalam DPT dan juga GOLPUT yankni mereka GOLongan Penunggu Undangan ke Te-pe-es. Yang keduanya ini termasuk saya korbannya. Ada di DPT tapi tidak ada undangan. Keman ya undangan saya?
Demi memilih wakil rakyat dan mematuhi ajakan para petinggi Negara ini untuk tidak Golput ceritanya kemarin saya bertanya langsung kepada bapak RT ditempat saya, namanya Pak Makno Adi, kebetulan dia seadng tidak dirumah oleh istrinya saya diarahkan ke Bu Pujik, Setali tiga uang Bu Pujik sudah berangkat kerja. Gelap sudah arahnya hingga dalam perjalanan pulang, saya menyapa mantan RT, namanya bu Luluk dan saya mengutarakan maksud saya. Selanjutnya dia mengarahkan saya ke Pak Tono ketua KPPS, saya diarahkan lagi ke bu Maimun, selanjutnya ke bu Maria, selanjutnya ke pak Eteng belum sampai disitu saya masih disuruh menemui pak Sumardi orang yan mendistribusikan Undangan itu. Bayangkan betapa ribetnya jalan saya untuk menyumbangkan suara dalam pemilu kali ini. Itu baru saya yang memiliki kesadaran politik. Yang lain? Saya menemukan masih banyak sekali undangan belum didistribusikan. Dan dari perjalanan yang ribet tadi saya juga tidak mendapatkan undangan dimaksud. Hasilnya, saya disuruh datang saja hari ini dengan membawa KTP dan melihat DPT. Ini juga gak jamin saya bisa ikut memilih, pengalaman saya pada PILKADAL Jatim putaran kedua, saya tidak diperbolehkan memilih tanpa membawa undangan. Akankah demokrasi berjalan baik dengan perangkat dan SDM seperti ini?
hoh? golput? yakkkkiiiinnn ga nyesel? udah pilih aja.. :)
BalasHapusmasih nunggu sampai pagi ini... apakah dapat undangan atau tidak.
BalasHapusgolput tidak merubah apapun...ayo nyontreng. Dana pemilu merupakan uang rakyat..jangan jadikan dana itu jadi percuma....
BalasHapusNYontreng.....sob
Hidup Golput!
BalasHapusBiar golput yang penting hidup!
aduh belum dapet surat undangan yah???
BalasHapuswah wah wah, iya bung ada kemungkinan juga logistik belum tepat juga
Udah Nyontreng teman-teman....
BalasHapusundangannya datang akhirnya dan langsung brangkat nyontreng. kenapa gak nyoblos ya? kan enak nyoblos. mungkin karena tempatnya sempit kali...
Akhirnya bisa nyontreng juga ya ?? Wah nasib baik tuh namanya... Aku tetap gak bisa nyontreng karena undangan gak datang sampai saat nyontreng tiba..!! Nasib... nasib...
BalasHapusJadi golput nih mas? Dulu pengennya saya juga golput,tp kupikir2 nyontreng aja deh. Karena contrengan kita,walo kecil,semoga bisa membuat bangsa kita lebih baik.
BalasHapusmmmmm...........elite2 politik emang sering mempermainkan kita y...
BalasHapusKlo rakyatnya juga malah bergolput ria, wahh..tambah g maju donk negara kita...
Semoga aja semua yang golput hanya dikarenakan kesalahan teknis semata, karena tidak mendapat undangan...bukan karena sengaja, apa lagi males..
Masak rakyat dianjurkan tidak golput, tetapi pembagian undangan sendiri g becus???
Moga2 j pemilu mendatang lebih baek lagi y...:):):)
lam kenal,
http://easyblogtrick.blogspot.com
Wah...sayang ya kesempatan emas mencontreng
BalasHapusIt's first experience...
Succes fo All.....Yes for All
sokurlah gua golput kemaren....
BalasHapusMemang pemilu thn ini makin berantakan, apalagi calegnya kurang meyakinkan...
BalasHapusBy deway blh tuker link ga? Blognya mz Marianus dah aku link lho...